Broken Home dan Segala Dampaknya bagi Anak

Halo Teman Sehat! Kalian udah sering denger tentang broken home kan? Apa sih itu? Nah, buat kamu yang akan jadi orang tua kece nantinya, kamu wajib banget buat tau ini nih!

broken home

Anak yang broken home bukanlah hanya anak yang berasal dari ayah dan ibunya bercerai, tapi anak yang berasal dari keluarga yang tidak utuh, dimana ayah dan ibunya ngga bisa berperan dan berfungsi sebagai orang tua yang sebenarnya karena alasan yang beragam.

Bukan rahasia lagi kalau kebutuhan ekonomi yang semakin sulit membuat setiap orang bekerja semakin keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Tapi, orang tua seringkali ngga sadar kalau kebutuhan psikologis anak yang sama pentingnya dengan memenuhi kebutuhan materil. Anak butuh kasih sayang dalam bentuk perhatian, sentuhan, teguran, dan arahan dari ayah dan ibunya, bukan cuma dari pengasuhnya atau pun dari nenek kakeknya.

Portrayal, Portrait, Crying, Cry, BabyBagi anak, keluarga sangatlah penting. Keluarga sebagai tempat untuk berlindung, dan memperoleh kasih sayang. Peran keluarga sangatlah krusial bagi perkembangan anak pada masa-masa yang mendatang, baik secara psikologis ataupun secara fisik. Tanpa keluarga, anak akan merasa sendiri dan tidak ada tempat untuk berlindung.

Terdapat beberapa dampak yang dapat memengaruhi anak yang broken home

Dampak pada anak pada masa ketidakharmonisan, belum sampai bercerai, tapi udah mulai ngga harmonis:

  1. Anak mulai menderita kecemasan yang tinggi dan ketakutan.
  2. Anak merasa terapit di tengah-tengah, karena harus memilih antara ibu atau ayah.
  3. Anak sering mempunyai rasa bersalah.
  4. Kalau kedua orang tuanya sedang bertengkar, memungkinkan anak bisa membenci salah satu dari orang tuanya.

Dalam rumah tangga yang ngga sehat, bermasalah dan penuh dengan pertengkaran-pertengkaran bisa muncul 2 kategori anak

  1. Anak-anak yang memberontak yang menjadi masalah di luar. Anak yang jadi korban keluarga yang bercerai itu menjadi sangat nakal, karena punya kemarahan, kefrustrasian dan mau melampiaskannya. Anak korban perceraian jadi gampang marah karena mereka terlalu sering melihat orang tua bertengkar. Tapi, kemarahan pada anak juga bisa muncul karena:

-Anak harus hidup dalam ketegangan dan tidak suka hidup dalam ketegangan

-Anak harus kehilangan hidup yang damai, yang hangat, dia jadi marah pada orang tuanya yang memberikan hidup yang tidak sesuai keinginan kepada mereka

-Waktu orang tua bercerai, anak akan kehilangan figur otoritas (figur ayah) atau figur ibu

  1. Anak-anak yang bawaannya sedih, mengurung diri, dan menjadi depresi. Anak ini juga bisa kehilangan identitas sosialnya.

 

Bagaimana pendapatmu? Kamu juga bisa cari tau tentang berbagai tipe pola asuh anak disini  (agt&don)

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.