Kondisi Ini Ternyata Bisa Jadi Penyebab Nyeri Sendi Loh!

Halo Teman Sehat! Taukah kamu ternyata obesitas atau kegemukan dapat menimbulkan banyak efek merugikan salah satunya adalah nyeri sendi. Kok bisa ya obesitas berkaitan dengan nyeri sendi, yuk simak ulasan berikut ini.

Hitung IMT untuk tau kamu obesitas atau tidak

Untuk mengetahui apakah kita berada dalam kondisi obesitas atau tidak, Teman Sehat bisa menggunakan rumus perhitungan indeks masa tubuh (IMT) berikut ini.

Dari hasil perhitungan tersebut berikut ini adalah klasifikasi untuk dewasa (di atas 18 tahun).

< 18,5 = Kurus

18,5 – 24,9 =  Normal

25,0 – 29,9 = Gemuk

>30 = Obesitas

Apa yang dimaksud dengan obesitas?

Obesitas merupakan suatu kondisi penimbunan lemak yang berlebihan terhadap tinggi badan, berat badan, jenis kelamin dan memiliki efek yang merugikan bagi kesehatan. Tercatat oleh Kementerian Kesehatan kasus obesitas dialami oleh semua lapisan umur baik anak-anak, remaja, dewasa dan lanjut usia. Faktor penyebab obesitas pun luas seperti ketidakseimbangan energi, kurangnya aktivitas fisik, faktor lingkungan, gaya hidup, dan keturunan.

Apa hubungan obesitas dengan nyeri sendi?

Nyeri sendi yang dimaksud di sini bisa kita sebut dengan osteoartritis. Osteoartritis adalah penyakit degeneratif sendi yang berhubungan dengan kerusakan katilago sendi yang mengakibatkan rasa nyeri.

Di Indonesia penyakit ini merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di masyarakat, bersifat kronis serta paling sering muncul pada sendi tangan, panggul, kaki dan tulang belakang. Osteoartritis tergolong penyakit dengan progresifitas yang lambat. Risiko osteoartritis meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

Osteoartritis baik pada persendian yang menyangga berat badan maupun yang bukan penyangga berat badan (misal persendian tangan) lebih sering ditemukan pada seseorang yang mengalami obesitas.

Sendi lutut merupakan titik tumpu dari setengah berat badan seseorang saat berdiri atau berjalan. Meningkatnya berat badan akan membuat sendi lutut bekerja lebih keras dan memperberat tumpuan pada sendi lutut. Hal ini bisa memengaruhi daya tahan dari tulang rawan sendi,  merusak bagian kartilago sendi, ligamen dan struktur lain. Gejala dan tanda osteoartritis di antaranya adalah nyeri sendi, kaku di pagi hari, pembengkakan, peradangan bahkan perubahan pada gaya berjalan.

Seseorang yang obesitas sebelum masuk masa dewasa memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk terkena osteoartritis pada masa dewasa. Hal ini dibuktikan pada penelitian yang melihat perkembangan radiologi lutut dan panggul selama 6,6 tahun.

Rekomendasi para ahli Perhimpunan Reumatologi Indonesia (IRA) menyarankan untuk melakukan modifikasi gaya hidup dan penurunan berat badan minimal 5% dari berat badan jika IMT (Indeks Massa Tubuh) sudah lebih dari 25 (IMT >25), yakni dengan target  IMT 18,5 – 25. IMT merupakan cara sederhana untuk memantau status gizi seseorang, khususnya berkaitan dengan berat badan. Penurunan berat badan dapat dilakukan dengan program latihan aerobik.

Nah itu tadi sedikit penjelasan bagaimana kondisi obesitas dapat berkaitan dengan nyeri sendi. Jadi jangan lupa untuk terus pantau IMT-mu serta memulai pola hidup sehat agar nyeri sendi tidak mendekati. Bagaimana pendapatmu tentang masalh nyeri sendi terkait obesitas, share yuk dikolom komentar!

 

Editor & Proofreader : Asiyah Mutmainnah, S.Gz

 

Sumber :

Perhimpunan Reumatologi Indonesia. (2014). Diagnosis dan Penatalaksanaan Osteoartritis. Diunduh  pada 4 Desember 2017, 10:49.

Kementerian Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Syahirul, Annas. (2015). Hubungan obesitas dengan terjadinya osteoartritis lutut pada lansia Kecamatan Laweyan Surakarta. Naskah Publikasi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

King et al. (2013). Obesity & osteoarthritis. Indian Journal of Medical Research. 138(2): 185-193.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.