Posyandu, Riwayatmu Kini

Berat badanku ditimbang selalu

Posyandu menunggu setiap waktu

Bila aku diare

Ibu selalu waspada…

Ada yang membaca tulisan itu sembari bernyanyi? Berarti kamu anak 90-an!. Pasti masih ingat sebulan sekali, kamu diajak ibu ke Posyandu untuk ditimbang berat badannya. Masih menggunakan timbangan dacin, timbangan, lengkap dengan kain jarit atau bekas karung tepung terigu. Saat ditimbang, terkadang kamu akan menangis. Begitu? Hehe.

Yang mengasyikkan dan ditunggu para anak-anak kayak penulis dulu sih, pembagian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) biasanya Bubur Kacang Hijau, Kue Kacang Hijau atau Nagasari. Kalau di tempat kamu apa Teman Sehat? Sampaikan di kolom komentar ya!.

Baca jugaStunting: Masalah 1 dari 3 Anak di Indonesia

Peran dan fungsi Posyandu

Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu merupakan kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat, dibantu oleh petugas kesehatan, biasanya Bidan desa setempat. Tempat pelaksanaan Posyandu biasanya di balai dusun, balai kelurahan, masjid bahkan taman bermain dan lapangan yang teduh.

Posyandu pertama kali diprakarsai oleh Presiden Soeharto tahun 1986 di Yogyakarta, bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional. Pada tahun 1990, Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmandagri) Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan Mutu Posyandu semakin membuat Posyandu kegiatan popular dan tulang punggung pelayanan kesehatan di seluruh pelosok negeri.

Tenaga sukarelawan kesehatan di Posyandu, yang biasa disebut dengan Kader Posyandu umunya telah mendapatkan pelatihan dari dinas kesehatan setempat memberikan panduan kesehatan bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Selain itu, Posyandu juga memberi vaksinasi dan makanan suplemen kepada bayi dan balita dari Bidan Pengampu. Posyandu juga menjadi media deteksi dini kasus-kasus malagizi dan kekurangan gizi pada bayi dan balita.

Posyandu, riwayatmu kini

Posyandu saat ini tidak lagi menjadi primadona utama pelayanan kesehatan seperti beberapa dekade lalu.

Jika anak tidak terlihat sakit, banyak mothers jaman now yang beranggapan tidak perlu lagi melakukan pengontrolan berat dan tinggi badan di Posyandu.

Baca jugaASI, yang Terbaik dari Ibu untuk Bayi

Jikapun Ibu merasa perlu memeriksakan kesehatan diri atau anaknya, Ibu juga lebih suka langsung ke dokter atau rumah sakit atau pelanyanan kesehatan yang lebih tinggi. Bukan hal yang salah memang, namun, untuk apa jauh ke dokter dan rumah sakit ketika Posyandu sebenarnya sudah jadi solusi?. Pelayanan kesehatan berjenjang sesuai dengan urgensi kegawatdaruratannya memang masih jadi salah satu masalah di negeri ini.

Kegiatan Posyandu saat ini mayoritas hanya berupa penimbangan dan pencatatan berat badan. Posyandu tidak disertai dengan promosi kesehatan yang menarik, membuat ibu bosan dan semakin enggan datang ke Posyandu. Padahal jika dimanfaatkan dengan baik, Posyandu adalah tempat paling baik menitipkan pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan ibu dan anak.

Selain itu, semakin sedikit orang yang rela berkorban, tanpa bayaran, menjadi kader Posyandu.

Ada joke, bahwa bayaran Kader Posyandu hanya seragam Batik pembagian Dinas Kesehatan setempat 3-4 tahun sekali. Hehe.

Adanya pekerjaan dan kegiatan lain yang penting, sering menjadi alasan, alasan yang tidak dapat kita salahkan tentunya.

Baca jugaInilah yang Sering Dilupakan Setelah Melahirkan: Kesehatan Mental Ibu

Revitalisasi Posyandu

Revitalisasi Posyandu sudah didengungkan oleh Kementerian Kesehatan sejak tahun 1999. Strategi revitalasi Posyandu setidaknya dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Meningkatkan kualitas kemampuan dan ketrampilan kader Posyandu.
  2. Meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan Posyandu.
  3. Meningkatkan pemenuhan kelengkapan sarana, alat, dan obat di Posyandu.
  4. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat untuk kesinambungan kegiatan Posyandu dan
  5. Meningkatkan fungsi pendampingan dan kualitas pembinaan Posyandu.

Unduh : Buku Saku Posyandu

Harapannya, dengan revitalisasi Posyandu yang dulu dianggap sebagai terobosan Pelayanan Kesehatan terbaik kembali menjadi ramai. Partisipasi Posyandu yang baik, akan meminimalisir kejadian gangguan kesehatan pada Ibu dan Anak.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.