Yuk Kenali 6 Tipe Bermain pada Anak!

Halo Teman Sehat! Di akhir periode golden age, anak mulai mengenal dunia lebih luas. Anak mulai masuk playgroup atau PAUD dan bersosisalisasi dengan orang lain selain keluarganya. Cara anak bersosialisasi dengan lingkungannya adalah dengan bermain. Tahukah Teman Sehat, kalau bermain ternyata punya manfaat lain selain untuk membuat anak senang?

Pentingnya bermain untuk anak

Aktifitas bermain sangat penting bagi perkembangan otak anak, karena saat bermain anak-anak dibebaskan untuk berkreasi dengan mengembangkan kemampuan kognitif dan imajinasi. Anak juga akan mengembangkan ketangkasan, kekuatan fisik, dan emosional mereka. Dengan bermain, anak akan menciptakan atau menjelajahi dunia yang bisa mereka kuasai dan belajar menaklukan ketakutan mereka.

6 tipe bermain pada anak

Apakah bagi Teman Sehat semua jenis permainan terlihat sama? Jawabannya: tidak! Dilansir dari verywellfamily, seorang sosiolog, Mildred Parten, membedakan aktifitas bermain ke dalam 6 tipe berdasarkan usia, suasana hati dan latar sosial mereka.

1. Permainan “kosong”

Tipe ini merujuk pada aktifitas ketika anak sebenarnya ngga bermain sama sekali. Anak mungkin terlibat dalam gerakan acak dan tanpa tujuan tertentu. Meski kelihatannya ngga jelas, kedepannya aktfitas ini akan menuntun anak untuk mengekplorasi macam-macam permainan lainnya.

2. Permainan independen

Tipe ini merujuk pada saat anak bermain sendiri. Saat bermain sendiri, anak sebenarnya sedang mengajarkan dirinya bagaimana untuk tetap merasa terhibur. Kegiatan ini kelak akan menuntun mereka untuk menjadi mandiri. Tipe bermain seperti ini paling umum dilakukan pada anak usia 2-3 tahun. Anak di usia tersebut cenderung masih egois dan belum memiliki keterampilan komunikasi yang baik.

3. Permainan “menonton”

Dalam tipe ini, anak akan beperan sebagai penonton yang menonton anak lain bermain. Tipe bermain seperti ini umum terjadi pada anak usia dini yang sedang mengembangkan kosakata. Orangtua ngga perlu khawatir kalau anak balita mereka bertingkah seperti ini, karena bisa jadi anak merasa malu atau sedang ngga pengen main atau sedang ambil ancang-ancang sebelum ikut bermain.

4. Permainan paralel

Tipe bermain ini dijelaskan dalam ilustrasi berikut: dua anak berada di ruangan yang sama, tapi mereka malah asyik dalam dunia masing-masing. Dalam situasi seperti itu ngga selalu dikatakan bahwa kedua anak ngga menyukai satu sama lain, mereka hanya sedang terlibat dalam permainan paralel. Meskipun minim interaksi dan sekilas kelihatan ngga peduli dengan temannya, tapi anak yang bermain secara paralel sebenarnya sedikit belajar dari satu sama lain.

5. Permainan asosiatif

Tipe bermain ini ngga jauh beda sama permainan paralel. Dalam tipe ini anak sama-sama bermain secara berpisah, tapi secara ngga langsung mereka terlibat dengan permainan teman mereka itu. Misalnya saat anak-anak tersebut sedang membangun rumah-rumahan dari balok, mereka akan mengobrol satu sama lain dan terlibat dalam pembangunan rumah balok temannya. Tipe bermain seperti ini merupakan langkah awal anak dalam membangun sebuah pertemanan.

6. Permainan kooperatif

Permainan kooperarif adalah tipe bermain di mana anak-anak mulai bermain bersama. Anak menggunakan semua kemampuan sosial yang sudah mereka pelajari sebelumnya.

Aktifitas bermain, baik dilakukan sendiri atau bersama teman bisa membantu anak mengembangkan kompetensi baru yang mengarah pada peningkatan kepercayaan diri dan ketahanan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan. So, biarkanlah anak-anak bermain!

Editor & Proofreader: Fhadilla Amelia, SGz

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.