Halo, Teman Sehat! Kamu tahu Triple Burden masalah di Indonesia apa aja? Yap, gizi kurang, gizi lebih, dan satu lagi kekurangan zat gizi mikro atau Hidden Hunger. Masalahnya tersembunyi, tapi punya dampak yang besar kalau ngga ditangani, salah satunya kekurangan zat besi. Remaja putri sangat rentan mengalaminya dan jika berkelanjutan akan terjadi anemia. Yuk, kenali masalahnya di sini!
Kenapa anemia sering terjadi pada remaja?
Persentase anemia remaja putri di Indonesia pun mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 37.1% menjadi 48.9% di tahun 2018. Persentase ini cukup tinggi, karena hampir dari setengah populasi remaja putri mengalaminya.
Remaja putri lebih rentan terkena anemia karena terjadi peningkatan asupan zat besi dan diet yang dilakukan tanpa memperhatikan jenis makanannya. Selain itu, asupan zat besi yang buruk, tingginya angka infeksi dan kecacingan, serta menstruasi menyebabkan remaja banyak kehilangan darah. Pernikahan dan kehamilan dini atau belum sesuai usianya juga salah satunya.
Apakah dampak yang terjadi?
Anemia pada remaja, akan berdampak pada menurunnya imunitas, konsentrasi yang memengaruhi pembelajaran dan produktifitas, serta kebugaran atau kesehatan remaja. Remaja adalah penerus bangsa, nantinya akan menjadi calon ibu yang melahirkan genrasi penerus yang cerdas dan berkualitas.
Jika anemia terjadi mulai remaja dan saat hamil, maka akan meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu dan anak. Selain itu bayi lahir prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR) dan terganggunya tumbuh kembang anak juga dampak jangka panjang yang bisa terjadi.
Apa yang sudah dilakukan pemerintah?
Upaya untuk menurunkan presentase anemia remaja putri di Indonesiea sudah dilakukan. Contohnya dengan memberikan pendidikan gizi remaja putri, gizi pra nikah, fortifikasi, suplementasi, konsumsi makanan beragam. Tujuannya agar status gizi dan kesehatan remaja meningkat, sehingga kualitas kelahiran anak meningkat, kematian ibu dan anak menurun.

Tablet Tambah Darah (TTD) yang berisi zat besi dan asam folat telah diberikan kepada remaja Indonesia. Banyak alasan remaja ngga mengonsumsi TTD, karena rasa dan aromanya ngga enak serta efek samping yang ditimbulkan. Konsumsi TTD sebaiknya bersama dengan air putih atau jus, 1 tablet setiap minggu. Hindari diminum bersama air teh, kopi atau susu karena bisa menghambat penyerapan zat besi.
Pencegahan lebih baik!
Supaya kamu ngga terkena anemia, ada beberapa cara pencegahan yang bisa kamu lakukan, seperti:
- Konsumsi makanan beragam dan banyak mengandung zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin C dan zink: hati, daging merah, daging putih, kacang-kacangan serta sayuran hijau
- Hindari konsumsi pangan sumber zat besi dengan teh dan kopi, lebih baik dibarengi dengan pangan sumber vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi, misalkan jeruk, jambu, alpukat, pepaya, dan mangga dalam bentuk buah asli, jus, atau minuman.
- Melakukan aktifitas fisik secara rutin
- Minum air putih 8 gelas setiap hari
- Berperilaku hidup bersih dan sehat misalkan selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Nah, Teman Sehat, ternyata anemia bisa berdampak buruk pada jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh akrena itu, kamu perlu memperhatikan kesehatan diri, agar Indonesia memiliki generasi muda yang produktif dan berkualitas!
Editor & Proofreader: Firda Shabrina, STP