Tahukah Sahabat Sehat? Perubahan suasana hati merupakan salah satu masalah yang berpeluang terabaikan ketika mengalami diabetes. Ketika seseorang menderita diabetes, seringkali fokus utama berada pada komplikasi fisik, misalnya kerusakan saraf atau masalah pembuluh darah, perubahan suasana hati juga bisa menjadi gejala yang mengganggu.
Saat ini, semakin banyak hasil studi yang menunjukkan bahwa diabetes juga memiliki dampak psikologis yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Bagaimana cara mengatasinya?
Bagaimana diabetes mempengaruhi suasana hati?
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Diabetes Care, orang dengan diabetes tipe 2 memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami depresi dibandingkan dengan mereka yang ngga memiliki diabetes.
Diabetes melibatkan perubahan kadar gula darah yang ngga stabil, ngga hanya berdampak terhadap fungsi fisik tetapi juga berdampak pada otak. Berikut beberapa alasan mengapa diabetes dapat mempengaruhi suasana hati.
Ketidakstabilan gula darah
Ketika kadar gula darah turun (hipoglikemia) atau naik (hiperglikemia), ini bisa mempengaruhi fungsi otak (neurotransmitter) dan memicu perasaan mudah marah, kebingungan, atau kelelahan.
Kekurangan hormon insulin
Insulin membantu otak menggunakan glukosa untuk energi. Ketika otak ngga mendapatkan cukup energi, ini dapat memicu perasaan lelah atau kesedihan.
Stres fisik dan emosional
Mengelola kondisi tubuh saat mengalami diabetes bisa menjadi sumber stres yang dapat memicu perasaan cemas atau depresi. Misalnya, kamu perlu mengatur pola makan dengan ketat supaya tidak mengalami gejala yang lebih berat.
Gejala perubahan suasana hati
Beberapa gejala yang mungkin dialami oleh seseorang dengan diabetes yang berkaitan dengan perubahan suasana hati, yaitu merasa cemas atau gelisah, mudah marah atau frustasi, serta timbulnya perasaan sedih yang berkepanjangan atau depresi. Gejala lainnya juga bisa berupa kekurangan energi atau kelelahan dan jadi lebih sulit berkonsentrasi.
Atasi perubahan suasana hati akibat diabetes
Jika Sahabat Sehat mengalami perubahan suasana hati sebagai penyerta diabetes, cobalah untuk melakukan pemantauan rutin kadar gula darah dalam rentang normal. Ini bisa membantu mencegah fluktuasi suasana hati.
Selain mampu mengontrol kadar gula darah, melakukan aktivitas fisik secara rutin juga bisa merangsang pelepasan endorfin. Keberadaan hormon ‘bahagia’ ini akan membuat perasaanmu menjadi lebih baik.
Kamu juga bisa bergabung dengan komunitas diabetesi atau berbicara dengan konselor untuk membantu menghadapi stres dan perasaan yang berkaitan dengan diabetes. Jika perasaan depresi atau cemas berlangsung lama, segeralah bicarakan dengan praktisi dokter. Dalam kondisi ini, terapi atau obat-obatan mungkin diperlukan.
Diabetes bukan hanya masalah fisik, melainkan berkontribusi terhadap emosi dan suasana hati seseorang. Mengenali tanda perubahan suasana hati dan mengetahui cara menghadapinya dapat membantu Sahabat Sehat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP