Berkembangnya body shaming tidak lepas dari tersebarnya persepsi bahwa seseorang yang tidak sesuai dengan “standar” kecantikan adalah sebuah kesalahan. Anggapan ini semakin menjamur, terutama di pergaulan anak remaja yang mulai memperhatikan penampilan. Remaja adalah fase munculnya perubahan, baik secara psikis, maupun fisik. Tidak jarang, perilaku body shaming ini menjatuhkan mental korbannya.
Apa Saja Dampak Body Shaming?
Banyak perubahan yang terjadi karena merebaknya kasus body shaming. Seseorang yang dinilai buruk dari segi penampilan, tentu merasa sedih dan tertekan. Bahkan, sering sekali para remaja menjadikan fisik sebagai kriteria dalam membangun hubungan pertemanan. Tentu saja hal ini membentuk kesenjangan antar kelompok dan memunculkan komunikasi yang tidak sehat. Semakin sering seseorang menjadi korban, semakin berat dampak yang dialaminya.
Rendahnya Rasa Percaya Diri
Pelecehan verbal (ejekan, umpatan, gosip) dan non-verbal (perilaku jahil, usil, prank), merupakan bentuk body shaming yang membuat seseorang malu, kesal, dan merasa tidak berharga. Hal ini akan membuat korban kehilangan rasa percaya dirinya.
Kecemasan dan Depresi
Remaja merupakan kelompok yang emosionalnya masih belum stabil, sehingga rentan mengalami gangguan emosi bila diberi tekanan berlebih. Adanya body shaming memicu rasa cemas beelebihan karena tidak puas dengan penampilan yang membuatnya menjadi bahan perundungan. Tekanan sosial tersebut membuatnya merasa tidak menarik, buruk, dan tidak layak diterima di lingkungannya. Pikiran negatif tersebut dalam jangka panjang bisa menyebabkan depresi.
Gangguan Makan
Ketidaknyamanan atau stres bisa menimbulkan gangguan nafsu makan atau bakan sebaliknya, melampiaskan emosinya dengan makan tanpa henti atau binge eating. Tak hanya itu, ada sebagian yang mengubah pola makannya karena gangguan kesehatan mental akibat body shaming. Salah satunya dengan menjalankan diet ketat yang berpotensi menyebabkan anoreksia dan bulimia.
Isolasi Sosial
Body shaming mendorong seseorang melakukan isolasi sosial. Akibatnya, tercipta batasan-batasan yang membuat ruang geraknya menipis dan kesepian. Tercipta ketakutan untuk bergabung yang pada akhirnya membuatnya enggan bersosialisasi.
Perilaku Merusak Diri
Akibat tekanan, kesepian, dan turunnya harga diri, membuat remaja tidak segan merusak dirinya. Banyak yang minum alkohol atau obat terlarang, mengubah penampilan fisik yang berisiko, hingga menyakiti diri (self-harm) sebagai bentuk protes karena dirinya tidak berharga.
Cara Mengatasi Body Shaming
Dampak body shaming pada kesehatan mental tidak bisa diremehkan. Diperlukan penanganan sebelum semakin banyak kasus. Pertama, diperlukan pembentukan pola pikir bahwa setiap orang mempunyai hak yang tidak boleh diusik. Tidak sepantasnya menghakimi orang lain dari penampilan fisiknya. Tanamkan rasa empati pada diri sendiri sehingga bisa lebih menghargai keberadaan orang lain.
Kedua, berikan pemahaman bahwa setiap orang berharga, terlepas dari standar yang ada. Cara ini bisa meningkatkan self-esteem setiap orang. Ketiga, sebutkan dampak yang bisa terjadi akibat body shaming. Komentar buruk dapat mengawali gangguan kesehatan mental siapapun yang menjadi korban body shaming. Berikan contoh kasus agar memikirkan terlebih dahulu mengenai dampak dari perilaku. Posisikan juga sebagai korban dan pikirkan apa yang dirasakan.
Paham yang beredar mengenai standar penampilan memang nyata adanya. Akan tetapi, itu bukan alasan bagi Sahabat Sehat untuk menghakimi penampilan seseorang. Usahakan agar remaja memahami cara menghargai orang lain sejak dini.