Sahabat Sehat, E-Sport telah menjadi trend dan dimainkan banyak orang, baik pemain profesional, mahasiswa, maupun amatir di seluruh dunia. Bahkan, kegiatan ini telah berkembang menjadi industri bernilai miliaran dolar. Namun, E-Sport digadang tak hanya sebagai bentuk permainan, tetapi juga memiliki manfaat kognitif dan sosial.
Mengenal E-Sports
E-Sports (Electronic Sports) disandangkan bagi permainan kompetitif profesional. Praktiknya, E-Sport adalah ajang para kompetitor bermain video game, sambil ditonton oleh penonton langsung bersamaan dengan jutaan penonton secara online. Diperkirakan 380 juta orang menonton E-sports di seluruh dunia dan lebih dari 125 perguruan tinggi telah memulai tim E-sports universitas.
E-Sport menjadi fenomena besar di era ini, Komite Olimpiade Internasional bahkan memutuskan kegiatan ini sebagai aktivitas demonstrasi di Olimpiade 2024. Tak hanya itu FIFA juga memiliki Piala Dunia untuk E-Sports sepak bola, yang mana 32 pemain terbaik FIFA 18 Xbox dan PlayStation akan bersaing memperebutkan gelar Juara FIFA eWorld Cup.
Manfaat E-Sports
E-Sports menjadi fenomena yang masih menjadi pro dan kontra antara manfaat positif dan dampak negatifnya. Manfaat positif diantaranya mereduksi stress, meningkatkan kesehatan otak, dan meningkatkan ketajaman mata. E-Sports juga dinilai bermanfaat positif bagi kehidupan sosial.
Bermain game bisa menjadi cara yang bagus untuk mengatasi stres yang tidak diinginkan. Menjauh dari stres dan menghabiskan waktu dengan bermain E-Sport dapat membantu pikiran menjadi relaks.
Terkait kesehatan otak, di Kanada sebuah studi dilakukan pada orang dewasa yang memainkan Super Mario 64 selama 30 menit sehari, lima hari seminggu, selama enam bulan. Para peneliti menemukan peningkatan di tiga area utama otak: korteks prefrontal, hippocampus kanan, dan otak kecil. Hippocampus kanan berhubungan dengan memori jangka pendek dan jangka panjang, serta pemrosesan dan konsolidasi informasi. Studi tersebut menunjukkan bahwa menavigasi dunia 3D mendorong perkembangan hippocampus kanan.
Selain itu, pada laman University of Rochester disebutkan bahwa orang yang bermain game, khususnya FPS, memiliki persepsi kontras warna yang lebih baik. Bermain game membantu pemain menjadi lebih responsif terhadap nuansa warna yang berbeda. Gamer harus mampu melakukan tindakan yang berbeda dengan masing-masing tangan secara bersamaan, sehingga membutuhkan koordinasi tangan-mata yang tinggi.
Selain itu, banyak pemain yang berpartisipasi dalam program E-Sports memiliki minat pada mata pelajaran STEM (Sains, Teknologi, Teknik, Matematika), dan memiliki IPK rata-rata yang tinggi. Bahkan keberadaannya juga membantu para pemain untuk lebih terlibat satu sama lain secara sosial. Jadi gimana Sahabat Sehat, tertarik buat bermain E-Sport untuk mendapatkan manfaat kognitif dan sosialnya?
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP