Halo Sahabat Sehat! Minuman ringan berkemasan mudah dijumpai dimana saja, mulai dari toko kelontong hingga pusat perbelanjaan. Jenisnya pun beragam, yaitu minuman berenergi, soda, teh, kopi, jus buah, yoghurt, vitamin dalam air dan air kelapa.
Kebanyakan orang mengonsumsi minuman ini karena terjangkau, baik jarak tempat penjualannya maupun dari sisi harga. Rasanya yang manis dan disajikan saat dingin juga menjadi alasan minuman ini dipilih dan digemari oleh berbagai kalangan usia, mulai anak hingga dewasa.

Efek kesehatan dibalik minuman manis
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), mengonsumsi minuman ringan memiliki hubungan dengan kecenderungan seseorang untuk mengabaikan kesehatannya. Gaya hidup kurang sehat, merokok, kurang tidur, dan menyukai makanan cepat saja adalah kebiasaan penyerta pada orang yang biasa konsumsi minuman ringan.
Komposisi terbesar yang terkandung dalam soft drink adalah air dan gula, baik alami maupun olahan. Tingginya jumlah kalori diimbangi dengan zat gizi yang minim membuat minuman ini menjadi kurang dirasakan manfaatnya sebagai fasilitator pemeliharaan bagi kesehatan. Yap, minuman manis adalah penyumbang terjadinya obesitas.
Minuman manis dan masalah ginjal
Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh. Fungsinya yaitu menjaga homeostasis atau keseimbangan tubuh, seperti pengaturan tekanan darah, cairan dan elektrolit, pengendalian kadar mineral pada darah, produksi sel darah merah, dan pembuangan racun tubuh.

Gula ngga menjadi masalah pada ginjal selama jumlah glukosa yang masuk tubuh dalam rentang batas normal. Namun, konsumsi minuman manis kaya gula dalam jangka panjang akan berpengaruh terhadap peningkatan kadar glukosa dalam darah dan munculnya sindroma metabolik, seperi diabetes, hipertensi, dan obesitas.
Bukti ilmiah yang mendukung menunjukkan bahwa penurunan konsumsi minuman manis akan mengurangi prevalensi obesitas dan penyakit yang berhubungan dengan obesitas. Penyakit yang menyertai dan gula yang tinggi inilah nantinya akan merusak pembuluh darah ginjal, sehingga membuat nefron mengeluarkan gula ke dalam urin. Semakin tinggi gula darah, maka beban kerja nefron memberat hingga berakhir kerusakan ginjal.
Oleh karenanya, sangat penting untuk menjaga kesehatan ginjal dengan cara membatasi asupan gula per harinya. Rekomendasi jumlah gula harian yang disarankan yaitu 6-9 sendok teh atau sekitar 25-38 gram dan ngga lebih dari 50 gram. Sedangkan anak hanya boleh konsumsi sekitar 12-25 gram per hari.
Sahabat Sehat, tentu bisa dibayangkan bagaimana gula berkontribusi terhadap peluang risiko kurang baik terhadap kesehatan. Air putih tetap menjadi pilihan utama minuman yang menyehatkan!
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP