Sahabat Sehat, pernah ngga kamu menyadari saat cemas atau emosi negatif lainnya, ada respon spontan yang kamu berikan untuk mengatasi emosi negatif tersebut. Hal tersebut adalah defense mechanism. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini untuk mengenal definisi dan bentuk-bentuk dari defense mechanism.
Definisi Defense Mechanism
Defense mechanism atau mekanisme pertahanan diri strategi psikologis yang digunakan oleh seseorang untuk melindungi diri dari emosi negatif seperti stres, marah, sedih, atau ancaman yang bisa mengganggu keseimbangan mental. Mekanisme pertahanan diri dilakukan di bawah alam bawah sadar. Terjadi spontan begitu saja. Adanya mekanisme pertahanan diri ini dapat menjadi sebuah bentuk adaptasi psikologi dalam menghadapi tantangan emosional. Hal ini ini pertama kali diungkapkan oleh Sigmund Freud. Berikut bentuk dari defense mechanism.
Penyangkalan (Denial)
Mungkin Sahabat Sehat cukup sering mendengar istilah “denial”. Denial merupakan salah satu bentuk pertahanan yang paling umum. Denial terjadi ketika saat seseorang menolak untuk menerima atau mengakui kenyataan atau fakta yang tidak sesuai dengan keinginan atau keyakinannya. Seperti contoh saat seseorang menjalani tes kesehatan dan terdeteksi menderita penyakit yang tidak bisa ia terima, kemudian ia akan berkata “ah tes medis itu pasti salah”.
Proyeksi (Projection)
Kondisi saat seseorang membalikkan pikiran, perasaan, atau sifat negatif dari diri sendiri kepada orang lain. Contohnya, seseorang yang merasa cemburu mungkin menduga pasangannya yang bersikap tidak setia.
Represi (Repression)
Kondisi saat pikiran, perasaan, atau ingatan yang menyebabkan kecemasan atau stres disembunyikan agar tidak masuk dalam alam bawah sadar. Alih-alih menghadapi, mekanisme ini justru melupakan atau tidak mau mengakuinya
Sublimasi (Sublimation)
Perpindahan energi dari dorongan atau keinginan yang tidak dapat diterima secara sosial menjadi bentuk tindakan atau pencapaian yang lebih positif dan produktif. Misalnya, seseorang yang memiliki amarah yang memuncak, untuk melepas amarah tersebut adalah dengan melakukan kegiatan positif seperti jogging dan lainnya.
Intelektualisasi (Intellectualization)
Saat menghadapi masalah, individu dapat mengalihkan perhatian dari emosi dan lebih fokus pada aspek-aspek konkret dalam kehidupan nyata.
Rasionalisasi (Rationalization)
Kondisi saat seseorang menjelaskan atau memberi alasan yang logis untuk tindakan atau perasaan bersalahnya. Seperti contoh saat seseorang beralasan semasuk akal mungkin saat tidak mengerjakan tugas, telat sekolah atau bekerja.
Pengalihan (Displacement)
Kondisi seseorang mengalihkan perasaan atau dorongan emosi pada orang lain. Seseorang akan melampiaskan emosi negatifnya. Misalnya, ketika mengalami stress terkait pekerjaan namun justru melampiaskan emosinya kepada orang di rumah.
Isolasi Emosional (Emotional Isolation)
Kondisi ini terjadi ketika seseorang mampu memisahkan perasaan dari pikiran atau tindakan terkait. Hal ini akan membuat individu tersebut dapat menghadapi situasi tanpa merasakan dampak emosional yang sesungguhnya.
Formasi Reaksi (Reaction Formation)
Mengadopsi perilaku yang bertentangan dengan perasaan atau dorongan asli sebagai cara untuk mengatasi atau mengendalikan perasaan tersebut. Misal saat kita sangat kesal dengan seseorang, tapi saat bertemu yang terjadi justru bersikap baik dan ramah dengan mereka.
Regresi (Regression)
Kondisi seseorang kembali kepada pola pikir atau perilaku yang lebih muda sebagai respons terhadap stres atau konflik. Misal saat seseorang dewasa yang hanya bisa tidur tenang kalau ada boneka kesayangannya.
Sahabat Sehat mekanisme pertahanan diri ini apabila digunakan secara berlebihan atau terus-menerus, dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan mengganggu hubungan sosial. Tentu hal tersebut tidak kamu inginkan bukan?
83vavv
yens76