Sahabat sehat, saat seseorang berusia lanjut (lansia) banyak mengalami penurunan fungsi tubuh dan rentan mengalami berbagai penyakit. Salah satunya mengalami sindrom frailty dan sarkopenia. Nah tentu perlu diintervensi dengan baik agar memperbaiki kualitas hidup lansia. Yuk, simak penjelasan berikut ini!

Sindrom Frailty
Masalah umum yang sering terjadi pada lansia adalah mengalami penurunan fungsi fisiologis dan kognitif yang bersifat progresif dan terjadi kerentanan yang meningkat. Salah satunya dipengaruhi oleh sindrom frailty.
Sindrom Frailty diartikan sebagai sindrom yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia dengan ciri mengalami penurunan fungsional disertai munculnya gangguan fungsi adaptasi. Hal ini karena terjadi penurunan kondisi tubuh dan peningkatan kerentanan terhadap pemici stress yang bisa menurunkan performa penderitanya.
Seseorang yang menderita sindrom ini akan merasa lemah dan mudah lelah walaupun tidak melakukan aktivitas apapun. Selain itu, penderita mengalami penurunan berat badan, kecepatan dalam berjalan melambat dan mengalami penurunan saat melakukan aktivitas fisik.
Sindrom Sarkopenia
Sahabat Sehat, sindrom frailty juga berhubungan erat dengan sindrom sarkopenia. Karena sindrom sarkopenia berhubungan erat dengan patogenesis dan etiologi sindrom frailty.
Sarkopenia diartikan sebagai sindrom yang menyebabkan penurunan kekuatan dan massa otot secara perlahan yang mengakibatkan penderitanya mengalami disabilitas, penuruan kualitas hidup bahman hingga kematian. Penyebab sarkopenia ini dikarenakan asupan energi dan protein penderita tidak adekuat seperti mengalami malabsorpsi, gangguan gastrointestinal atau obat-obatan.

Pencegahan Sindrom Frailty dan Sarkopenia
Sahabat sehat, pencegahan dan tata laksanan yang tepat yang diberikan kepada pasien usia lanjut (lansia) dapat mempertahankan dan memperbaiki kualitas hidup pasien. Berikut tata laksana yang bisa kamu lakukan.
Menjaga Asupan Kalori dan Protein Adekuat
Terutama bagian penting yang harus diperhatikan untuk penderita sarkopenia adalah memenuhi kebutuhan asupan protein yaitu 0,8 g/kg BB/h Asupan Protein dibutuhkan agar mempertahankan sistem keseimbangan nitrogen dan mencegah kehilangan otot. Suplementasi asam amino juga berfungsi untuk peningkatan massa otot dan memperbaiki fungsi fisik pasien.
Asupan Vitamin D yang Adekuat
Vitamin ini berperan penting dalam kekuatan massa otot pada penderita sarkopenia. Pasien lansia sangat rentan mengalami defisiensi vitamin D. Asupan vitamin D yang rendah bisa menyebabkan resiko 4 kali lipat mengalami sindrom fraility.
Pemberiam vitamin D yang adekuat mampu mencegah terjadi sarkopenia dan mengurangi resiko terjadinya jatuh. Menurut RDA anjuran kebutuhan vitamin D untuk usia 51-70 tahun sebesar 400 IU/hari; untuk usia >70 tahun 600 IU/hari; dan untuk penderita osteoporosis sampai 1000 IU/hari.
Melakukan Aktivitas Fisik Rutin
Lansia yang menderita sindrom frailty dan sarcopenia dengan melakukan latihan fisik dapat meningkatkan mobilitas, perbaikan performa dalam melakukan aktivitas sehari-hari, memperbaiki cara berjalan, mengurangi risiko terjadinya jatuh, meningkatkan densitas mineral tulang serta mampu memperbaiki kualitas hidup secara umum.
Pencegahan sindrom ini bisa melakukan dua latihan fisik yaitu latihan aerobik yang mampu memperbaiki pengambilan oksigen hingga maksimal serta meningkatkan massa otot serta melakukan latihan resistensi yang juga mampu meningkatkan massa otot dan terbukti mampu berpengaruh pada motorik lansia.
Pemberian Antioksidan
Jumlah ractive oxygen species (ROS) semakin meningkat sehingga dapat memicu kerusakan oksidatif dan berpengaruh dengan hilangnya massa dan kekuatan otot lansia. Oleh karena itu, dapat diimbangi dengan pemberian antioksidan, seperti karatenoid, tokoferol, flavonoid dan lain-lain.
Nah Sahabat Sehat, itulah sekilas terkait sindrom frailty dan sindrom sarkopenia dan cara pencegahannya. Kamu bisa melakukannya sebelum terlambat ya.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
