Pangan Fungsional, Senjata Hadapi Krisis Pangan

Belakangan ini tren mengenai pangan fungsional semakin meningkat seiring dengan tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan. Nah, topik mengenai pangan fungsional ini menjadi pembahasan seru dalam Webinar Akbar Peringatan Hari Pangan Sedunia tahun 2022 yang diadakan oleh Universitas Al Azhar Indonesia bekerja sama dengan Program Studi Teknologi Pangan Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Bandung.

Dengan mengusung tema “Pangan Fungsional : Tren dan Tantangan” acara ini menghadirkan seorang keynote speaker dan tiga narasumber yang luar biasa loh, Sahabat Sehat! Simak info berikut ini, yuk!

pangan fungsional
Foto: Freepik.com

Tingginya Concern akan Kesehatan

Seperti yang diketahui, kini masyarakat sudah mulai membuka mata akan tingginya risiko terserang penyakit tidak menular, seperti diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskular. Berbagai inovasi pun sudah dilakukan untuk meminimalisir ancaman tersebut, salah satunya melalui pangan fungsional.

Melalui materi yang dipaparkannya, Alvin Yonathan, S.TP., menyampaikan bagaimana pandangan konsumen terhadap pangan sehat. Berdasarkan data yang dipaparkan, sebesar 52,1 % konsumen telah menjadikan kandungan zat gizi, seperti gula, serat, vitamin dan lemak trans sebagai bahan pertimbangan dalam memilih produk makanan dan minuman.

Pangan Fungsional sebagai Jawaban

Sahabat Sehat mungkin sudah ngga asing lagi kan dengan istilah pangan fungsional? Jadi, istilah ini digunakan untuk menyebut makanan dan minuman yang bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan gizi dasar, tapi juga mengandung komponen bermanfaat dan bisa meningkatkan fungsi fisiologis tertentu bila dikonsumsi. Yap, kalau diibaratkan seperti pepatah “sambil menyelam minum air”, ngga cuma memberi rasa kenyang dan enak, tapi juga punya efek positif bagi kesehatan.

Dalam webinar kali ini, Prof. Dr. C. Hanny Wijaya menyampaikan, “Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pangan konvensional. Namun, gaya hidup yang sudah banyak berubah (seperti perilaku sedentary) membuat kita juga perlu mengubah apa yang menjadi asupan kita untuk mengatasi masalah tersebut”.

tren makanan sehat
Foto: Pexels.com

Tantangan dan Peluang

Berbeda dari obat, pangan fungsional merupakan bagian dari tahap pencegahan datangnya penyakit. Namun, saat ini penggunaannya ngga cuma bertujuan untuk menjaga kesehatan atau melindungi tubuh dari penyakit, tapi diharapkan juga bisa menunjang aspek kebugaran atau well-being. Ngga hanya sampai di situ, pemanfaatan pangan lokal sebagai bahan baku pembuatan pangan fungsional juga bisa menjadi salah satu solusi dalam menghadapi krisis pangan yang diperkirakan telah sampai di depan mata.

Nah, kalau dilihat dari sumber daya alamnya, tentu Sahabat Sehat bisa berbangga karena Indonesia memiliki banyak sekali pangan lokal yang berpotensi diolah menjadi produk pangan fungsional. Associate Prof. Yaya Rukayadi turut menyampaikan bahwa, banyak hasil bumi lokal yang mengandung senyawa bioaktif yang baik untuk kesehatan, seperti buah kupa, buni, dan ceplukan.

Sayangnya, sebagian besar masyarakat masih belum sadar akan “nilai” yang dikandung bahan tersebut, sehingga pemanfaatannya belum maksimal. Ditambah lagi, ngga semua produk bisa langsung dilabeli sebagai pangan fungsional.

Sohfiani Dewi, S.TP., M.Si., selaku perwakilan dari BPOM, juga menjeleskan bahwa ada serangkaian proses yang perlu dilakukan supaya suatu produk bisa disebut sebagai pangan fungsional. Ini dilakukan supaya produk tersebut ngga memberi “janji palsu” buat konsumennya.

Meskipun begitu, Sahabat Sehat perlu optimis bahwa pangan fungsional bisa berkembang dengan baik di Indonesia nantinya. Semoga informasi ini bermanfaat ya!

pangan fungsional tren dan peluang
Foto: Webinar World Food Day 2022
Webinar Akbar “World Food Day 2022”. 2022. Pangan Fungsional : Tren dan Tantangan. Pembicara:
  1. Prof. Dr. C. Hanny Wijaya (Ketua Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia P3FNI);
  2. Sofhiani Dewi, S.TP, M.Si (Direktorat Standardisasi Pangan Olahan, BPOM, Regulasi Pangan Fungsional di Indonesia);
  3. Alvin Yonathan Budiman, S.TP (Product Development and Packaging Manager of RnD, PT Lautan Natural Krimerindo, Tantangan Pasar dalam Pengembangan Produk Pangan Fungsional);
  4. Associate Prof. Yaya Rukayadi (Lecturer of Department of Food Science, Universiti Putra Malaysia, Tren Riset Pemanfaatan Bahan Lokal pada Pengembangan Produk Pangan Fungsional)
Referensi

Lusk JL. 2019. Consumer beliefs about healthy foods and diets. PLOS ONE 14(10): e0223098. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0223098

Diplock, A.T., Aggett, P.J., Ashwell, M., Bornet, F., Fern, E.B. and Roberfroid, M.B. 1999. Scientific concepts of functional foods in Europe: consensus document. British Journal of Nutrition. Vol. 81, pp. S1-S27.

Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia (P3FNI). 2019. Mini Simposium dan Forum Group Discussion : Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta

Related Posts

  1. untuk menyebut makanan dan minuman yang bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan gizi dasar, tapi juga mengandung komponen bermanfaat dan bisa meningkatkan fungsi fisiologis tertentu bila dikonsumsi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.