Sahabat Sehat, media sosial belakangan ini cukup sering memberitakan kasus krisis moral. Salah satu krisis moral yang seringkali terjadi terutama di kehidupan anak sekolah adalah bullying.
Bullying atau perundungan muncul dari kurangnya rasa toleransi terhadap perbedaan yang dimiliki seseorang, sehingga perbedaan tersebut memunculkan ejekan dan pengucilan. Ironisnya, Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, dan bahasa yang masing-masing memiliki perbedaan dan keunikan sendiri. Belum lagi jika menyangkut kondisi sosial, ekonomi dan politik.

Perilaku bullying sangatlah membahayakan bagi kesehatan mental. Anak yang mengalami perundungan dapat mengalami trauma dan depresi, bahkan dikhawatirkan akan melakukan kekerasan yang sama kepada orang lain. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua dapat mengajarkan toleransi dan sikap menghormati perbedaan dengan orang lain. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengajarkan anak mengenai toleransi.
Orang tua sebagai panutan perilaku
Sebelum mengharapkan anak bisa memahami sikap toleransi, orang tua perlu memperhatikan sikap, apakah sudah mencerminkan toleransi ataukah belum? Sebagai panutan anak, orang tua perlu untuk memberikan contoh yang baik kepada anak karena sebagian besar anak akan meniru apapun yang dilakukan oleh orang tuanya. Oleh sebab itu, pastikan ayah dan ibu juga mencontohkan sikap menghormati orang lain dan hindari berbicara buruk di depan anak.
Mendengarkan pendapat anak
Hal ini bertujuan untuk mengajarkan anak tentang menghargai pendapat dan menghormati perbedaan. Dengan didengarkan, anak akan merasa dihargai dan anak akan belajar bahwa orang lain pun berhak untuk merasakan hal yang sama. Ajarkan anak bahwa perbedaan dapat diterima selama dilakukan dengan baik dan hormat, serta hindari menganggap pendapat anak sebagai lelucon.

Kenalkan budaya yang berbeda
Seringlah mengajak anak untuk bersosialisasi dengan tetangga dan lingkungan sekitar. Bisa juga saat memilih sekolah coba untuk pilih tempat yang punya populasi yang beragam. Ketika anak mulai menyadari dan mengenal perbedaan diantara dirinya lingkungannya, ajarkan bahwa perbedaan itu adalah hal yang biasa dan setiap orang memiliki keunikannya tersendiri.
Walau begitu, perlu diperhatikan bahwa toleransi bukan berarti menoleransi perilaku yang menyimpang. Setiap orang berhak diperlakukan dengan baik dan harus memperlakukan orang lain dengan baik juga.
Gunakan media pembelajaran yang menarik
Dunia anak adalah dunia bermain, oleh sebab itu akan lebih mudah bila anak diajarkan dengan cara yang fun dan menyenangkan. Media seperti dongeng atau cerita rakyat yang menyimpan pesan moral yang mencerminkan hidup dalam bermasyarakat.
Anak juga bisa belajar melalui perilaku baik sang tokoh cerita dan dampak dari perbuatan yang kurang baik. Oleh sebab itu, cerita rakyat bisa menjadi pilihan yang tepat sebagai media pembalajaran untuk anak terutama di usia dini.
Sahabat Sehat, bullying merupakan ancaman nyata bagi masa depan anak. Oleh sebab itu, mengajarkan sikap toleransi sejak usia dini bisa menjadi langkah awal dalam mencegah perilaku bullying tersebut.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP