Sahabat Sehat, anak-anak merupakan usia yang rentan terjangkit diare bila dibandingkan dengan usia dewasa. Kondisi ini selain membuat anak menjadi ngga nyaman, perjalanan penyakitnya pun perlu diwaspadai. Nah, diare bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. Hal inilah yang mendasari perbedaan cara penanganannya. Yuk, simak ulasan berikut ini.
Mengenal Penyebab Diare pada Anak
Diare merupakan kondisi ketika seseorang mengalami buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, yang bisa dalam bentuk air saja dan frekuensinya bisa tiga kali atau lebih dalam satu hari. Dikatakan diare akut apabila terjadi dalam kurun waktu kurang dari 14 hari dan lebih dari itu maka termasuk dalam diare kronis atau persisten.
Diare bisa muncul disertai dengan gejala lainnya, seperti demam, mual, muntah, kram, dehidrasi hingga kulit kemerahan. Penyebab diare pada anak diantaranya, infeksi bisa berasal dari rotavirus (60-70%), bakteri (10-20%) seperti Salmonella dan parasit (<10%) seperti Giardia; keracunan makanan; adanya penyakit lain seperti adanya penyakit Irrtitable Bowel, Crohn’s disease, Ulcerative colitis, alergi makanan dan penyakit celiac; alergi atau intoleransi makanan; dan reaksi obat-obatan.
Pengobatan Diare pada Anak
Pemberian terapi diare pada anak bergantung pada derajat keparahanya. Dehidrasi merupakan gejala yang paling khas ditemui. Oleh karena itu, dehidrasi membutuhkan penanganan yang cepat agar terhindar dari berbagai komplikasi lanjutan yang mengancam jiwa.
Berikut ini jenis terapi untuk mengatasi diare:
Terapi rehidrasi, yaitu menggunakan cairan rehidrasi oral atau yang sering dijumpai dengan istilah oralit. Cairan ini adalah cairan khusus yang mengandung air dan elektrolit (natrium, kalium). Tujuan diberikannya oralit adalah untuk mencegah dan juga mengatasi dehidrasi saat terjadi diare.
Antibiotik, diberikan secara selektif bila didapatkan infeksi akibat bakteri. Penggunaan antibiotika yang kurang tepat dapat menyebabkan kondisi diare semakin lama akibat disregulasi mikroflora usus. Studi menunjukkan bahwa yoghurt dapat membantu menggantikan mikroflora usus yang mati akibat antibiotik.
Tablet zink, diberikan untuk mengurangi tingkat keparahan diare, menurunkan durasi, da mencegah diare secara berulang.
Pemberian makanan sesuai kelompok usia anak. Bayi usia <6 bulan hanya boleh diberikan ASI, tanpa tambahan makanan dan minuman selain ASI.
Diare ringan biasanya ngga menyebabkan hilangnya cairan secara signifikan, tapi diare sedang hingga berat bisa sangat berbahaya, seperti munculnya kejang, kerusakan otak, hingga kematian.
Sahabat Sehat, diare memang akan sembuh seiring berjalannya waktu, tapi perlu diingat bahwa komplikasi akibat diare ini yang perlu diwaspadai. Ngga perlu menunggu lama, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP