Status gizi merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan seseorang dalam pemenuhan gizi anak. Sahabat Sehat tahu tidak? ternyata gizi pada anak juga salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap prestasi akademik siswa, loh!
Webinar “Ketahanan Pangan dan Gizi Indonesia dan Global: Inovasi untuk Pembangunan Berkelanjutan” yang diadakan oleh Pergizi Pangan pada 25 Oktober 2023 membahas terkait bagaimana upaya dalam meningkatkan kualitas SDM. Salah satunya melalui pemenuhan gizi pada anak sekolah dasar. Yuk, Sahabat Sehat! Simak info berikut ini.
Rendahnya Tingkat Kecukupan Konsumsi Pangan
Masalah gizi pada anak usia sekolah dasar masih cukup tinggi dan memerlukan perhatian yang lebih serius loh, Sahabat Sehat. Terjadinya masalah gizi masih menjadi tantangan di Indonesia. Misalnya, pada anak sekolah dasar di Sulawesi Utara yang masih mengalami gizi kurang, gizi lebih, kebiasaan tidak sarapan, masih kurangnya konsumsi sayur dan buah, serta kurangnya penerapan higiene sanitasi.
Dian Agnesia, S.Gz., MPH., selaku dosen program studi gizi dari Universitas Muhammadiyah Manad0, menyampaikan bahwa tingkat kecukupan konsumsi pangan di Sulawesi Utara pada tahun 2022 masih diangka 6,22%. Angka tersebut masih perlu diturunkan, yaitu ditargetkan menjadi 5% sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020—2024. Prevalensi ini menunjukkan estimasi proporsi dari suatu populasi tertentu, yakni ketika konsumsi energi sehari-hari dari makanan tidak cukup untuk memenuhi tingkat energi yang dibutuhkan untuk hidup normal, aktif dan sehat.
Kebiasaan konsumsi sayur/buah
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, kebiasaan konsumsi sayur/buah pada usia 5—9 tahun menunjukkan bahwa 15,35% dari anak-anak tidak mengonsumsi sayur/buah, sementara 71,53% mengonsumsi 1-2 porsi per hari, dan 10,96% mengonsumsi 3—4 porsi per hari. Pada usia 10—14 tahun, 13,86% anak tidak mengonsumsi sayur/buah, 72,63% mengonsumsi 1—2 porsi per hari, dan 9,81% mengonsumsi 3—4 porsi per hari. Anjuran yang seharusnya adalah mengonsumsi 5 porsi sayur/buah per hari, mengingat hal ini membantu metabolisme tubuh dengan menyediakan vitamin yang dibutuhkan anak.
Upaya Bersama: Program Genius dan Edukasi Gizi
Salah satu upaya untuk memperbaiki gizi anak sekolah adalah melalui program GENIUS (Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi untuk Siswa). Program ini melibatkan kerjasama antara Badan Pangan Nasional dan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia di 10 provinsi, dengan Universitas Muhammadiyah Manado sebagai Tim Pendamping di Sulawesi Utara. Kegiatan yang dilakukan dalam program tersebut berupa sosialisasi kepada orang tua, guru, dan siswa terkait gizi seimbang, serta pemberian makanan kudapan.
Melalui kolaborasi program GENIUS dan edukasi gizi, diharapkan pemenuhan gizi pada anak sekolah akan terus meningkat. Ini dilakukan demi terbentuknya Generasi Emas 2045 yang sehat dan berkualitas.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP