Perempuan dan Olahraga, Bukan Sekedar Emansipasi

Teman Sehat, tahukah kamu bahwa olahraga memiliki kekuatan dalam mengubah hidup seseorang? Dengan memberikan bimbingan dan pengajaran pada perempuan, baik itu anak-anak, remaja atau pun dewasa, tentang kerja tim, kemandirian, dan kepercayaan diri, olahraga bisa digunakan sebagai pendorong untuk memperjuangkan kesetaraan gender.

Partisipasi perempuan dalam olahraga mendukung kesetaraan gender

perempuan dalam kompetisi olahraga
Foto: Pexels.com

Pada tahun 1978, olahraga dan aktivitas fisik secara khusus diakui sebagai hak asasi manusia dalam International Charter of Physical Education and Sport oleh UNESCO. Pada tahun 2006, United Nations Convention on the Rights of Persons with Disabilities mengambil langkah dalam menentukan kerangka kerja bidang olahraga untuk orang dengan disabilitas yang menyatakan bahwa orang dengan disabilitas memiliki hak untuk menerima program latihan, sumber daya, dan pelayanan yang sama. Hal tersebut juga berlaku bagi anak-anak dan bagi mereka yang di sekolah, serta membantu keseteraan perempuan dan laki-laki dalam bidang olahraga.

Berlari menuju masa depan bersama perempuan

perempuan dan olahraga
Foto: Pexels.com

Organisasi internasional juga turut andil dalam menyuarakan kesetaraan gender pada bidang olahraga dan banyak berkontribusi untuk membuat kerangka kebijakan di tingkat regional dan global terkait perempuan, kesetaraan gender, dan olahraga.

International Olympic Committee (IOC) berperan penting dalam memimpin dunia olahraga dan kebijakannya yang berstandar regional, nasional, dan internasional. Pada tahun 1994, salah satu charter menyatakan penting adanya tindakan nyata terhadap partisipasi perempuan dalam olahraga sehingga salah satu tugas komite adalah untuk mendukung perempuan dalam olahraga di semua tingkat dan semua struktur untuk mewujudkan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Tahun 1995, IOC membentuk Working Group on Women and Sport untuk monitoring terhadap partisipasi perempuan pada Olympics dan pengambilan keputusan.

Pada peristiwa tsunami Indonesia tahun 2004, banyak perempuan dan anak-anak yang ngga bisa berenang, memanjat atap rumah, pohon, atau ke tempat yang aman. Peristiwa tersebut memberikan keinginan Women Without Borders yang bekerja sama dengan Austrian Swimming Association and the Austrian Life-Saving Federation dalam menciptakan program kursus berenang pada perempuan dan anak-anak di wilayah pesisir India Selatan. Kegiatan ini ngga hanya membantu mereka untuk bisa bertahan hidup, tapi juga memberikan kepercayaan diri.

Menciptakan kegigihan dan kepemimpinan

perempuan dalam berolahraga
Foto: Pexels.com

Partisipasi perempuan dalam bidang olahraga ngga hanya memberikan manfaat pada aspek kesehatan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup. Olahraga bisa menjadi fasilitator yang penting bagi perempuan dalam meningkatkan pemberdayaan sosial, menumbuhkan kemandirian, kondisi mentalitas yang baik, meningkatkan self-esteem, kepercayaan diri, kegigihan, dan kemampuan memimpin yang baik.

Olahraga juga telah menjadi sarana bagi perempuan untuk mengekspresikan diri dengan bebas, membuka kesempatan, kemampuan, dan ilmu baru, serta memperluas jaringan, mengembangkan identitas diri yang akan bermanfaat untuk kehidupan mereka dan membantu perempuan untuk lebih terlibat di sekolah dan masyarakat.

Selain itu, olahraga juga memiliki peran dalam membangun integritas dan perwujudan diri yang positif. perempuan, baik itu dewasa atau remaja, memiliki hak dan tanggung jawab untuk menciptakan gaya hidup yang sehat dan aktif. Untuk membangun integritas dan perwujudan diri yang positif, perempuan diharapkan bisa lebih  memprioritaskan kebutuhan diri sendiri dan memahami apa yang dibutuhkan diri sendiri.

Teman Sehat, partisipasi perempuan dalam olahraga bisa mengubah mindset banyak orang tentang persepsi terhadap suatu kelompok, menjadikan perempuan sebagai panutan yang inspiratif, dan menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki tingkat yang sama.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjnati STP

Referensi

United Nations. Resolution adopted by the General Assembly on 13 December 2006.
https://www.un.org/en/development/desa/population/migration/generalassembly/docs/globalcompact/A_RES_61_106.pdf
Diakses pada 20 Januari 2021.

UNESCO. International Charter of Physical Education, Physical Activity and Sport.
https://en.unesco.org/themes/sport-and-anti-doping/sport-charter
Diakses pada 20 Januari 2021.

United nations. 2006. Women, Gender Quality and Sport.
https://www.un.org/womenwatch/daw/public/Women%20and%20Sport.pdf
Diakses pada 20 Januari 2021.

International Olympic Committee. Olympic Charter.
https://stillmed.olympic.org/Documents/Olympic%20Charter/Olympic_Charter_through_time/2004-Olympic_Charter.pdf
Diakses pada 20 Januari 2021.

United nations. 2003. Sport for Developement and Peace: Towards Achieving the Millennium Development Goals.
https://www.sportanddev.org/sites/default/files/downloads/16__sport_for_dev_towards_millenium_goals.pdf
Diakses pada 20 Januari 2021.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.