Halo Sahabat Sehat! Tahukah kamu bahwa sebagian perempuan pernah merasakan gejala menstruasi yang ngga teratur hingga kondisi lain yang menyertai sebelum datangnya masa menopause. Nah, sebelum datangnya menopause, perempuan akan mengalami periode perimenopause, loh!
Apa itu perimenopause?
Perimenopause ditandai dengan ketidakseimbangan hormon reproduksi, dimana indung telur atau ovarium berhenti menghasilkan hormon estrogen dan progesterone. Jumlahnya dalam tubuh terjadi secara fluktuatif atau naik turun selama masa perimenopause. Kondisi ini juga biasa dikenal dengan periode transisi menopause.
![perimenopause](https://linisehat.com/wp-content/uploads/2023/11/menopause-e1701185913341.jpg)
Usia perempuan yang mengalami perimenopause bervariasi, mulai dari 30 hingga 40 tahun. Hal ini juga sejalan dengan durasi perimenopause yang sangat beragam, yakni 3 sampai 4 tahun. Di akhir masa transisi perimenopause, perempuan berpeluang besar merasakan gejala menopause.
Gejala perimenopause
Gejala utama yang umum dijumpai adalah menstruasi yang terjadi secara ngga teratur, yaitu (1) haid menjadi lebih lama dan jumlah darah yang dikeluarkan lebih banyak; (2) beberapa waktu lainnya, durasi haid dapat menjadi lebih singkat dan jumlah darah lebih sedikit; dan (3) jumlah hari antar periode haid dapat bertambah maupun berkurang.
Gejala lainnya yang menyertai yaitu hot flashes (perasaan panas pada wajah dan tubuh yang ditandai dengan keringat pada malam hari), kesulitan tidur, perubahan suasana hati (rentan depresi atau mudah marah), penurunan hasrat seksual atua libido dan tingkat kesuburan, infeksi saluran kemih, pengeroposan tulang, dan peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL).
Faktor risiko
Menopause adalah fase alami dalam kehidupan. Meski demikian, bukti ilmiah menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor risiko yang berkontribusi terhadap percepatan munculnya perimenopause pada usia lebih awal. Di antaranya, yakni kebiasaan merokok, riwayat keluarga menopause dini, perempuan yang menjalani kemoterapi atau terapi radiasi untuk kanker, dan histerektomi atau pengangkatan rahim.
![pra menopause](https://linisehat.com/wp-content/uploads/2023/11/perimenopause-e1701185904395.jpg)
Terapi perimenopause
Tata laksana perimenopause ditinjau berdasarkan pemeriksaan kesehatan, yaitu riwayat penyakit, usia, dan gejala penyerta hingga pengukuran kadar hormon. Pengobatannya adalah (1) terapi pengganti hormon; (2) obat anti kejang, yaitu gabapentin yang berperan mengurangi gejala hot flashes: dan (3) antidepressan.
Selain terapi menggunakan obat, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala, yaitu (1) berhenti merokok dan ngga mengonsumsi alkohol; (2) mengurangi konsumsi kafein; (3) rutin berolahraga; (4) menerapkan pola hidup sehat; dan (5) mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang.
Tips memperlambat perimenopause
Sahabat Sehat, kejadian perimenopause dapat diperlambat melalui upaya: (1) menjaga berat badan; (2) mencukupi minum air putih; (3) olahraga rutin minimal 30 menit setiap hari; (4) kelola stress dengan baik; dan (5) istirahat yang cukup.
Sahabat Sehat, jika kamu menjumpai gejala perimenopause, kamu dapat berkonsultasi secara langsung atau mengunjungi praktisi dokter untuk segera mendapatkan perawatan dengan tepat. Salam Sehat!
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP