Perempuan merokok? Di era modern ini, tidak hanya laki-laki yang merokok, tetapi perempuan juga sudah melakukannya. Perilaku merokok oleh kaum perempuan sudah semakin banyak, bahkan dimulai sejak usia remaja. Selain menjadi perdebatan dari sisi keetisannya, fenomena ini juga disorot dari segi kesehatan.
Mengapa Banyak Remaja Perempuan Merokok?
Remaja yang masih labil dan sedang dalam proses pencarian jati diri membuatnya menjadi sasaran utama produk rokok tembakau. Hal ini menjadi ancaman bagi kualitas generasi penerus bangsa.
Merokok sejak usia dini berpotensi menjadi perokok berat dan lebih teratur saat usianya lebih tua. Tren merokok pada remaja juga banyak merebak ke remaja perempuan. Lalu, apa sebenarnya alasan kuat remaja perempuan merokok?
Rasa keingintahuan yang tinggi
Motivasi remaja untuk mengeksplorasi sesuatu memang tinggi. Rasa keingintahuannya yang tinggi membuatnya penasaran dengan rokok. Pendapat dan perilaku remaja lainnya tentang sensasi rokok juga membuat mereka semakin penasaran. Akibatnya, mereka akan mencoba.
Tekanan lingkungan
Faktor lingkungan sangat besar pengaruhnya dalam menentukan perilaku. Kedekatan hubungan personal membuat seseorang cenderung mengikuti kebiasaan orang-orang di dalamnya. Perokok bisa menyebarkan perspektif tentang kemudahan merokok dan rasa senang yang dirasakannya untuk membujuk teman atau keluarganya. Rasa tidak tega menolak, menjadi alasan kuat mengapa banyak yang mengikuti.
Perubahan pola pikir
Jika sebelumnya merokok itu tidak etis pada kaum perempuan, maka sekarang ada penyetaraan hak bahwa perempuan juga boleh merokok. Pendapat tersebut semakin diperkuat oleh pengalaman bahwa merokok bisa menghilangkan stres, meningkatkan motivasi, dan meningkatkan rasa percaya diri. Semua itu berkembang menjadi tren atau gaya hidup yang wajar.
Risiko Merokok Bagi Remaja Perempuan
Berbagai alasan di atas mendorong kebiasaan merokok oleh remaja perempuan semakin besar dan mengabaikan risiko kesehatan yang mengintai. Perempuan perokok mempunyai risiko kesehatan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Berikut ini adalah beberapa risiko yang mengintai, lebih spesifiknya adalah persoalan kesehatan reproduksi.
Gangguan pernapasan
Gangguan pernapasan lebih mudah dialami oleh perempuan perokok, bahkan berpeluang dua kali lipat mengidap penyakit kanker paru-paru dibanding laki-laki. Ini karena adanya perbedaan reaksi hormon seksual pada perempuan dan laki-laki terhadap karsinogen dalam rokok.
Mengurangi kepadatan tulang
Remaja yang sering merokok mempunyai kepadatan tulang rendah dan mengalami penurunan puncak pertumbuhan yang seharusnya terjadi di usianya. Dilansir dari International Osteoporosis Foundation, rokok menghambat proses penyerapan zat gizi, tanpa terkecuali vitamin D dan kalsium yang diperlukan untuk kesehatan tulang. Hal ini berpengaruh pada kekuatan tulang perempuan ketika mengandung dan setelah melahirkan.
Siklus haid tidak teratur
Risiko merokok sejak remaja bisa berdampak pada siklus haid tidak teratur. Perempuan merokok lebih berisiko mengalami infertilisasi atau tidak mampu hamil dibandingkan perempuan yang tidak merokok. Selain itu, nyeri yang dirasakan saat haid juga lebih kuat.
Meningkatkan risiko kanker payudara dan serviks
Pada perempuan, kebiasaan merokok akan meningkatkan risiko terkena semua jenis kanker, terutama kanker payudara dan serviks. Hal tersebut karena tubuh perempuan tidak mampu memproses bahan kimia rokok, sehingga tidak dapat melawan sel kanker secara efektif.
Mengingat berbagai risiko merokok yang mengintai tersebut, diharapkan terdapat sosialisasi bagi remaja perempuan mengenai bahaya merokok. Program pencegahan merokok perlu dikembangkan untuk mengubah perspektif remaja bahwa merokok adalah solusi melepas stres.
Beri pengertian bahwa risiko merokok lebih besar untuk perempuan dibandingkan laki-laki. Bagi remaja perempuan yang sudah terlanjur merokok, bisa menerapkan terapi berhenti merokok.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP