Sekilas, people pleaser merupakan seseorang yang positif dan baik hati karena selalu berusaha menyenangkan orang lain. Hal ini justru tidak baik untuk diri sendiri, di mana golongan people pleaser ini menjadikan orang lain sebagai tujuan atau pusat hidupnya.
Apapun akan dilakukan supaya orang lain bahagia, terlebih orang yang disayanginya. Hal yang membahayakan lainnya adalah jika ada keinginan orang lain untuk memanfaatkan sifat tersebut. Semakin besar keinginan untuk menyenangkan orang lain, semakin banyak kebahagiaan diri yang dikorbankan.

Tanda People Pleaser
Menurut Psikolog UGM, Smita Dinakaramani, S.Psi., M.Psi., Psikolog, people pleaser adalah pelabelan informal bagi individu dengan keinginan kuat untuk menyenangkan orang lain. Pada dasarnya, ada perbedaan antara people pleaser dengan orang yang ingin membantu. People pleaser membantu dengan motif menyenangkan orang lain, meskipun itu merugikan dirinya, sedangkan orang yang ingin membantu dapat memetakan kapasitasnya untuk membantu.
Selain menempatkan kebutuhan sendiri di urutan terakhir, seseorang dnegan kondisi ini juga ingin terlihat sempurna supaya setiap orang menyukainya dan takut akan terjadinya konflik. Ada perasaan cemas, takut, dan tidak nyaman jika tidak disukai orang lain.
Cara Berhenti Menjadi People Pleaser
Banyak faktor atau penyebab seseorang menjadi people pleaser, salah satunya adalah kepercayaan diri yang rendah. Ketika melihat orang lain lebih keren, mereka akan menganggap bahwa perasaan ataupun pendapatnya bukan hal penting jika dibandingkan perasaan dan pendapat orang lain. Jika berkelanjutan, sikap seperti ini akan menimbulkan kelelahan fisik dan mental.
People pleaser yang berlebihan bisa menyebabkan sulitnya mengetahui keinginan diri sendiri (lost sense of self) karena apa yang dilakukan berdasarkan respon orang lain. Perasaan tertekan juga timbul karena selalu memikirkan orang lain. Oleh karena itu, hindarilah sikap ini melalui cara berikut.

Menghargai Diri Sendiri
Posisikanlah kebahagiaan diri sebagai prioritas. Kebahagiaan bukan dicari dari orang lain, melainkan harus diciptakan oleh diri sendiri. Mencintai diri sendiri adalah jalan menemukan kebahagiaan. Mulai sekarang, pikirkanlah hal yang baik untuk diri sendiri, dengan catatan tanpa merugikan orang lain.
Memahami Situasi dan Kondisi
Membaca situasi dan kondisi perlu dilakukan untuk mengetahui sesuatu layak untuk dibantu atau cenderung merugikan. Hal ini perlu diterapkan supaya kamu ngga mudah dimanfaatkan seseorang.
Saat orang lain meminta tolong, pertimbangkan dulu niat dan tujuan orang tersebut. Jika memang benar membutuhkan bantuan dan kamu sanggup melakukannya, maka berilah bantuan. Jika sebaliknya, cobalah untuk menolak dengan baik-baik. Bagaimanapun juga tetap prioritaskan dirimu terlebih dahulu.
Menolak Bukan Berarti Jahat
Usaha untuk selalu menyenangkan orang lain ini tidaklah benar. Tanamkan pemikiran bahwa menolak bukan berarti jahat. Jika permintaan bantuan tersebut memang di luar kemampuanmu, maka beranilah untuk berkata tidak.
Menjaga Keseimbangan dalam Hubungan Sosial
Keseimbangan merupakan kunci keharmonisan dari bersosialisasi. Oleh karena itu, jagalah keseimbangan dengan saling memberikan bantuan. Bertindak sebagai people pleaser justru tidak memberi kesempatan orang lain untuk membantumu. Jadi, biarkan orang lain juga membantumu dan orang lainnya.
Memberikan Batasan yang Jelas
Membuat batasan yang jelas perlu dilakukan untuk membatasi dirimu supaya kamu ngga menjadi people pleaser. Sebagai contoh, tetapkan waktu maksimal untuk mendengarkan curhat teman, tetapkan batasan budget untuk menolong dari segi finansial, dan lainnya.
Kebahagiaan tercipta dari ketenangan dalam diri. Sebagai people pleaser, tentunya hak untuk dimengerti, dipahami, dan dibantu oleh orang lain tentu terbatas. Semoga tips di atas bisa membantu Sahabat Sehat untuk terbebas menjadi pemuas orang lain.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP