Inilah Kenapa Penderita Kanker Payudara di Jepang Sedikit

kanker payudara

Halo Teman Sehat! Taukah kamu? Ternyata, angka kejadian kanker payudara negara Jepang lebih rendah daripada negara-negara Barat. Namun, angka kejadian kanker payudara diantara imigran asal Jepang justru meningkat seiring peningkatan lamanya imigran di negara perantauan. Mengapa hal ini dapat terjadi?

Salah satu alasannya yakni konsumsi kedelai pada orang Jepang lebih tinggi daripada imigran Jepang di negara-negara Barat. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2010 menyatakan bahwa isoflavon kedelai kedelai memiliki efek protektif terhadap kanker payudara. Sumber isoflavon kedelai antara populasi Jepang dan negara-negara Barat juga berbeda. Sumber utama isoflavon di salah satu wilayah di Jepang yakni kacang kedelai, tofu goring, natto (kacang kedelai terfermentasi) dan susu kedelai. Perbedaan sumber isoflavon kedelai ini dipercaya mampu mengubah farmakoniketic isoflavon dan secara tidak langsung mempengaruhi risiko kanker payudara di suatu populasi. Selain itu, frekuensi makan, bakteri usus dan perbedaan metabolism menjadi faktor yang mempengaruhi efek isoflavon pada tubuh manusia.

Sebuah meta-analisis terhadap 11 studi pada perempuan di negara-negara Barat menyatakan tidak adanya hubungan antara asupan isoflavon kedelai dengan risiko kanker payudara. Hasil ini diperoleh karena penggunaan isoflavon yang rendah yakni 0.8 mg per hari.

Equol, sebuah metabolit dari senyawa daidzein (salah satu jenis isoflavon) memiliki afinitas yang lebih besar terhadap reseptor estrogen. Orang Jepang memiliki potensi yang lebih besar untuk menyediakan equol di dalam tubuhnya dibandingkan dengan kelompok orang di negara-negara Barat. Hal ini juga menjadi alasan rendahnya risiko kanker payudara di Jepang.

Selain itu, reseptor estrogen pada setiap individu juga mempengaruhi angka kejadian kanker ini. Reseptor estrogen terdiri atas reseptor estrogen (+) dan (-). Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata orang Jepang memiliki reseptor estrogen (+) yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok orang di negara-negara Barat. Rendahnya reseptor estrogen (+) menurunkan adanya mekanisme perkembangan menjadi tumor.

Hal lain yang menjadi perhatian adalah dosis dan waktu isoflavon yang dikonsumsi, bentuk dan sumber isoflavon, status produksi equol, profil hormone dan status reseptor estrogen. Hubungan antara isoflavon kedelai dan risiko kanker payudara juga dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor genetic individu.

Dengan demikian, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan antara konsumsi isoflavon kedelai dan rendahnya risiko kanker payudara di Jepang.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.