Sahabat Sehat, Makan Bergizi Gratis atau MBG menjadi program penanggulangan masalah gizi yang akan direalisasikan presiden terpilih periode 2025-2029. Seluruh anak Indonesia rencananya akan mendapatkan jatah makan rutin 2 kali sehari, yaitu pagi dan siang dengan anggaran 800 miliar per hari. Namun, dibalik itu perlu adanya kejelasan tujuan program agar pelaksanaannya optimal dan sesuai target. Lantas, kira-kira apakah MBG sudah tepat sasaran?
Sasaran Makan Bergizi Gratis
MBG menargetkan anak-anak usia 0-6 tahun, siswa SD, SMP, SMA, masyarakat lansia, penyandang disabilitas, dan ibu hamil. Pada awal program, penerima MBG fokus pada anak usia 0-6 tahun dan siswa sekolah yang berlokasi di daerah 3T (Tertinggal, Terpencil, Terdepan) yang tergolong miskin. Selanjutnya menyebar ke masyarakat lain sesuai target awal. Paket MBG berupa makanan lengkap terdiri dari makanan pokok, lauk pangan hewani dan nabati, sayur, dan buah ditambah dengan susu ikan. Frekuensinya sebanyak 2 kali sehari.
Anggaran yang diperlukan sebesar 800 miliar per hari di awal program. Jika sudah dijalankan secara penuh maka anggaran akan mencapai 1,2 triliun per hari yang diberikan ke 82,9 juta orang di Indonesia. Kebutuhan anggaran total MBG sebesar 400 triliun per tahun. Mengingat anggaran yang sangat tinggi maka pelaksanaannya perlu framework yang matang agar tepat sasaran.
Tujuan Makan Bergizi Gratis masih belum pasti di antara dua tujuan, yakni penanggulangan stunting atau perbaikan gizi. Keduanya perlu mekanisme pelaksanaan yang berbeda sehingga harus ditetapkan di awal sebelum dijalankan. Selain itu, ada baiknya pula mengevaluasi program gizi periode sebelumnya berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi program agar bisa diperbaiki di periode selanjutnya.
MBG untuk Penanggulangan Stunting
Pada periode sebelumnya, terdapat program serupa bernama Percepatan Penurunan Stunting (PPS) bertujuan untuk menanggulangi stunting di kabupaten/kota prioritas. Sasaran PPS yaitu ibu hamil, ibu menyusui, anak usia 0-59 bulan, remaja dan wanita usia subur. Intervensi diberikan secara lengkap yaitu peningkatan penyediaan air minum dan sanitasi, peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran, komitmen, dan praktik pengasuhan dan gizi ibu dan anak, peningkatan akses pagan bergizi.
Intervensi yang diberikan tergolong ke dalam intervensi spesifik dan sensitif dengan kontribusi terhadap penurunan prevalensi stunting masing-masing 30% dan 70%. Cara ini menilik berbagai negara yang terbukti berhasil menurunkan prevalensi stunting, seperti Brazil dan Vietnam yang melibatkan sektor ekonomi dan sosial dalam penanggulangan stunting.
MBG untuk Perbaikan Gizi
Program MBG dapat ditujukan untuk peningkatan kecukupan asupan makanan dan peningkatan akses pangan bergizi. Hal ini sesuai dengan tujuan perbaikan gizi, namun adakah isu kesehatan utama yang terselesaikan melalui tujuan ini? Terlebih jika dibandingkan dengan jumlah anggaran yang sangat tinggi.
Banyak anak stunting di Indonesia yang berasal dari keluarga miskin ditambah dengan edukasi minim terkait gizi dan kesehatan. Hal ini sangat erat kaitannya dengan penanggulangan masalah sosial ekonomi yang mengakar di kelas masyarakat miskin. Kedua sektor tersebut belum ada dalam intervensi MBG.
Sahabat Sehat, Sampai saat ini belum banyak informasi komprehensif yang dapat diakses masyarakat untuk mengetahui framework program Makan Bergizi Gratis. Beberapa potongan informasi hanya dapat diakses melalui statement tim terpilih di media konvensional. Jangan lupa bagikan informasi ini ke orang-orang sekitar kamu ya!