Halo Teman Sehat! Pernahkah kamu mendengar tentang istilah alergi makanan. Ternyata ngga semua orang dapat menikmati makanan dengan bebas dan aman. Beberapa di antaranya tidak bisa mengonsumsi makanan tertentu karena adanya efek samping setelah mengonsumsi makanan tersebut. Nah kondisi tersebut, biasanya diistilahkan dengan alergi makanan.
Apa yang dimaksud dengan alergi?
Alergi merupakan suatu reaksi yang disebabkan mekanisme imunitas tertentu. Reaksi tersebut adalah gejala yang bersifat objektif dan biasanya diawali oleh rangsangan tertentu. Reaksi sensitif yang berlebihan dianggap berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan maupun penyakit yang serius. Pencetus seseorang terkena alergi disebut dengan alergen. Pada alergi makanan, alergen berasal dari makanan tertentu.
Bagaimana dengan alergi makanan?
Bahan makanan yang sering bersifat alergen adalah yang mengandung glikoprotein larut dalam air dengan berat molekul antara 10.000 – 60.000 Dalton. Singkatnya, alergen dalam makanan biasanya makanan yang mengandung protein. Jadi, hanya sebagian kecil makanan yang berrsifat alergen ya Teman Sehat, misalnya susu sapi, telur (putih telur), kacang, ikan, kacang kedele, udang dan jenis seafood lainnya.
Namun, terdapat beberapa bahan penyedap dan zat warna makanan yang menjadi alergen seperti aspartam, pewarna makanan, dan monosodium glutamat (MSG). Umumnya alergen pada bahan makanan tahan terhadap panas dan asam. Artinya, mau dimasak dengan panas seperti apapun, alergen tersebut akan tetap ada di bahan makanan tersebut.
Pada siapa alergi makanan bisa terjadi?
Alergi makanan dapat terjadi pada siapapun dan tidak mengenal umur ya teman Sehat. Namun, alergi makanan lebih sering terjadi pada anak usia di bawah 3 tahun karena belum matangnya sistem imunitas pada saluran cerna. Respon alergi ini menurut beberapa penelitian dipengaruhi oleh gen. Alergi ini dapat diturunkan kepada keturunannya kelak. Pengaruh riwayat alergi pada ibu lebih menentukan perkembangan alergi anak dibandingkan riwayat alergi ayah. Hal ini disebabkan adanya interaksi imun yang lebih banyak pada saat sirkulasi maternal (kehamilan).
Lalu, bagaimana gejala orang yang mengalami alergi makanan? Gejala alergi makanan dapat terlihat pada hidung, telinga, tenggorokan dan sistem saluran cerna ya Teman Sehat. Berikut penjelasannya.
Gejala alergi makanan pada hidung
Alergi makanan pada hidung dapat berupa hidung tersumbat, lendir yang jernih dan encer, hidung gatal, bersin-bersin, serta menurunnya ketajaman penciuman
Gejala alergi makanan pada telinga
Gejala pada telinga dapat berupa daun telinga yang kemerahan, atau kulit daun telinga yang terkelupas dan pecah-pecah, serta telinga terasa penuh atau tersumbat.
Gejala alergi makanan pada rongga mulut
Keluhan yang umum dijumpai berupa rasa gatal dan bengkak pada bibir dan mulut terasa kering.
Gejala alergi makanan pada tenggorokan
Dapat ditemukan keluhan suara serak yang hilang-timbul, faringitis kronik, atau rasa ingin selalu membersihkan tenggorok akibat sekret hidung yang turun ke tenggorok.
Gejala alergi makanan pada saluran cerna
Reaksi pada saluran cerna biasanya bersifat akut, dan terjadi dalam beberapa menit hingga 1-2 jam setelah konsumsi makanan tertentu. Gejala dapat berupa mual, muntah dan nyeri perut. Diare dapat terjadi beberapa jam setelah timbulnya gejala awal. Penyebab yang tersering adalah alergi terhadap susu sapi, telur, kacang tanah, kedelai, gandum, dan ikan laut.
Nah Teman Sehat, yuk waspadai alergi pada makanan. Sebelum mengonsumsi makanan, sebaiknya baca dahulu label kemasan makanan dengan tepat ya dan hindari makanan yang jelas-jelas menyebabkan alergi.
Editor & Proofreader : Asiyah Mutmainnah, S.Gz
Referensi :
Sampson HA. (2003). Food allergy. J Allerg Clin Immunol. 111(2):540-54
Food,Nutrition & Diet Therapy, p 772, 11th Ed.
Sukmawati, Hendra Santoso, I Kompyang Gede Suandi. (2005). Manifestasi Gastrointestinal Akibat Alergi Makanan. Sari Pediatri. 7(3): 132-135
Sjawitri PS. (2001). Alergi makanan pada bayi dan anak. Sari Pediatri. 3(3): 168-174