Apa ya, Perbedaan Tuli dan Tunarungu?

Halo, Teman Sehat! Pastinya kalian seringkali menyangka jika Tuli dan tunarungu memiliki arti yang sama. Seringkali, istilah ini juga disebutkan oleh masyarakat sebagai bahasa yang lebih halus dan tepat untuk menyebutnya. Padahal, kedua istilah ini memiliki arti yang berbeda, loh! Mau tahu apa perbedaannya? Yuk, simak penjelasannya di sini!

Secara bahasa,

Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi terbaru, tunarungu merupakan kondisi kerusakan yang terjadi pada pendengaran. Biasanya, kata ini dianggap lebih baik, sopan, halus, dan lebih formal saat disebutkan.

Sedangkan Tuli, merupakan kondisi ngga bisa mendengar karena rusaknya pendengaran. Biasanya istilah ini terkesan lebih kasar, sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan istilah tunarungu.

Tapi, tahukah kamu? Sayangnya istilah tunarungu disepakati oleh sekumpulan dokter tanpa melibatkan komunitas Tuli, sehingga menyebabkan adanya perbedaan persepsi dengan komunitas tersebut.

Identitas sosial,

Istilah “tuli” ternyata lebih disukai oleh komunitas ini dibandingkan tunarungu. Hal ini disebabkan karena kata “Tuli” menggunakan huruf kapital (T) yang dipandang lebih sopan, nyaman sekaligus menunjukkan identitasnya di tengah kelompok masyarakat dengan bahasa dan budayanya sendiri.

Sedangkan tunarungu, terkesan dianggap sebagai keterbatasan fisik dalam mendengar dan berbicara. Hal ini disebabkan tunarungu diartikan sebagai kewajiban dalam mengoptimalkan kemampuan pendengarannya dengan berbagai cara agar sama seperti orang-orang normal lainnya.

Cara berkomunikasi

Seperti penjelasan sebelumnya, istilah tunarungu seringkali ‘menuntut’ seseorang untuk sama dengan orang lain yang bisa mendengar. Hal ini mendorong banyak ahli memberikan terapi kepada orang Tuli agar bisa berlatih oral (gerak bibir).

Sumber: http://media.nationalgeographic.co.id (Surya Sahetapy – Aktivis Tuli)

Walaupun maksudnya baik, tetapi kegiatan ini memunculkan beberapa kendala, seperti terlalu fokusnya terapi menyebabkan waktu untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman-teman lainnya berkurang. Selain itu, anak dengan kondisi ini juga tertinggal beberapa pembelajaran lainnya.

Setiap masyarakat memiliki budaya sendiri, begitu juga dengan masyarakat dengan kondisi ini, memiliki sejarah, budaya, dan tradisinya sendiri. Salah satunya bahasa yang digunakan adalah Bahasa isyarat Indonesia (BISINDO). BISINDO merupakan Bahasa ibu bagi kelompuk Tuli, sehingga hal ini dianggap cukup efektif, lugas, dan mudah dalam berkomunikasi.

Nah, Teman Sehat, sekarang sudah tahu ‘kan ternyata makna Tuli dan tunarungu berbeda? Yap, perbedaan istilah ini ternyata sangat berarti bagi teman-teman yang memiliki keterbatasan pendengaran. Yuk, pahami budayanya dan hargai teman-teman spesial ini sebagai seseorang yang memiliki kelebihan bukan kekurangan.

Editor & Proofreader: Firda Shabrina, STP

Related Posts

  1. Terimakasih kak atas informasi yang sudah kakak berikan. berkat artikel ini saya mengetahui perbedaan tuna rungu dan tuli. semoga kedepannya artikel ini dapat berguna juga bagi yang membutuhkan informasi mengenai perbedaan tersebut.
    perkenalkan nama saya Meyrizki Sandra ISB Atma Luhur

  2. Why does the community prefer the term “tuli” over “tunarungu,” and what significance does the use of the capital letter “T” in “Tuli” hold for the community? How does this choice of terminology reflect a sense of respect, comfort, and identity within a group that shares a unique language and culture?
    Visit us telkom university

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.