Bolehkah Bayi Mengonsumsi Madu?

Sahabat Sehat pasti sudah ngga asing dengan madu. Madu merupakan bahan alami yang diproduksi oleh lebah madu (Apis mellifera) dari nektar bunga atau dari eksudat tanaman. Mulai dari bayi, anak-anak, sampai dewasa, saat ini banyak yang gencar mengonsumsi madu. Tapi, kira-kira apakah semua anak boleh mengonsumsi madu? Yuk, simak sampai habis ya!

apakah bayi boleh mengonsumsi madu?
Foto: Pixabay.com

Kandungan gizi madu

Sahabat Sehat, madu memang terkenal akan gizinya yang baik bagi tubuh. Apa aja ya kandungan gizi pada madu? Madu memiliki berbagai kandungan gizi seperti karbohidrat, protein, enzim, asam amino, mineral, serta vitamin. Beberapa vitamin yang terkandung pada madu adalah vitamin K, B1, B2, dan B6.  Madu juga memiliki aktivitas antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi. Kandungan gizi pada madu beragam, bergantung pada sumber dari madu tersebut, serta kondisi lingkungan dan pemrosesannya.

Bolehkah bayi mengonsumsi madu
Foto: Pixabay.com

Siapa saja yang boleh mengonsumsi madu?

Setelah mengetahui berbagai manfaat madu, pasti Sahabat Sehat semakin tertarik untuk mengonsumsi madu, kan? Tapi ada hal yang perlu diperhatikan, nih. Apabila kmau memiliki saudara atau kerabat yang memiliki bayi (berusia dibawah satu tahun), disarankan oleh FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) dan CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) untuk ngga mengonsumsi madu terlebih dahulu.

Alasannya, pada anak usia di bawah satu tahun, mikrobiota usus belum kompleks, sehingga bisa menyebabkan berkumpulnya toksin dari spora bakteri yang bernama Clostridium botulinum. Pada anak usia di atas satu tahun, mikrobiota usus sudah lebih kompleks, sehingga spora dari C. botulinum sudah dapat dicerna, sehingga ngga terkena penyakit. Jadi, kalau sudah berusia di atas satu tahun, sudah boleh mengonsumsi madu, ya!

Yuk, kenali botulisme

Botulisme pada anak-anak merupakan akibat dari menelan spora C. botulinum. Spora yang tertelan tersebut kemudian menghasilkan toksin, yang kemudian diserap oleh tubuh. Toksin tersebut kemudian akan diangkut ke jaringan saraf. Gejala yang ditimbulkan setelah terinfeksi antara lain adalah konstipasi, kesulitan makan, lesu, dan kelumpuhan saraf. Botulisme pada anak-anak ini disebut sebagai salah satu penyebab sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death Syndrome).

Selain karena komposisi mikrobiota usus yang belum kompleks, sistem kekebalan tubuh yang kurang juga dapat memengaruhi terjadinya botulisme. Faktor lingkungan (seperti debu dan kotoran) dan beberapa minuman juga dapat menjadi penyebab botulisme pada anak, tapi madu merupakan salah satu sumber Clostridium yang paling sering dikaitkan dengan kejadian botulisme pada anak-anak.

madu bisa sebabkan botulisme?
Foto: Pixabay.com

Apa semua madu mengandung spora C. botulinum?

Ngga semua madu mengandung spora C. botulinum, salah satu faktor penyebab madu mengandung bakteri tersebut adalah kurangnya praktik kebersihan pada produksi madu. Kasus ini sebenarnya cukup jarang terjadi, tapi ada baiknya tetap mencegah botulisme ini.

Nah, bagaimana Sahabat Sehat? Sekarang sudah lebih paham mengenai bahaya mengonsumsi madu pada bayi, bukan? Semoga kamu bisa lebih bijak dalam memilih pangan khususnya untuk bayi.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Clostridium botulinum spores in European honeybees from Serbia
https://sci-hub.mksa.top/10.1080/00218839.2018.1560654
Diakses pada 23 Juni 2021

Contribution of honey in nutrition and human health: a review
https://sci-hub.mksa.top/10.1007/s12349-009-0051-6
Diakses pada 23 Juni 2021

INFANTILE BOTULISM: A CASE REPORT AND REVIEW
https://sci-hub.mksa.top/10.1016/j.jemermed.2013.05.017
Diakses pada 23 Juni 2021

Microbial contamination of food products consumed by
infants and babies in Korea
https://sfamjournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1111/j.1472-765X.2011.03142.x
Diakses pada 23 Juni 2021

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.