Sakit perut menjadi kondisi yang sangat sering dialami oleh anak-anak. Sayangnya, sakit perut dapat diasosiasikan dengan berbagai macam kondisi gangguan kesehatan di dalam organ tubuh, mengingat ada banyak sekali organ di dalam perut.
Sakit perut yang dikeluhkan secara berulang perlu diwaspadai loh, Sahabat Sehat! Kondisi ini dapat menjadi tanda adanya kondisi kesehatan organ yang sedang terganggu. Artikel ini akan membahas beberapa jenis gangguan pencernaan pada anak yang sering menyebabkan munculnya keluhan sakit perut.
Refluks gastroesofageal (GERD)
Sahabat Sehat, sakit mag yang umumnya dirasakan oleh orang dewasa, ternyata dapat dialami oleh anak-anak loh! Bahayanya, jika kondisi ini tidak diperbaiki, maka anak-anak akan berisiko menderita GERD. Gangguan pencernaan pada anak ini memiliki gejala seperti anak yang tidak memiliki nafsu makan dan enggan makan, sering bersendawa dan cegukan, muntah, sakit perut, dan mudah tersedak.

Intoleransi laktosa
Anak-anak sangat erat kaitannya dengan mengonsumsi susu. Sayangnya, tidak semua anak memiliki sistem pencernaan yang dapat menoleransi keberadaan laktosa atau komponen gula yang terdapat dalam susu sapi maupun susu hewani lainnya. Sistem pencernaan yang tidak memiliki enzim pemecah laktosa akan mengalami sakit perut setelah mengonsumsi susu.
Sahabat Sehat dapat mewaspadai gejala seperti sakit perut, perut kembung, dan diare yang dirasakan oleh anak dapat disebabkan oleh kondisi intoleransi laktosa. Gangguan pencernaan pada anak jenis ini dapat dicegah dengan menghindarkan anak dari konsumsi susu dan diganti dengan minuman sari kacang-kacangan yang tidak mengandung laktosa.
Radang usus (IBD) atau sindrom inflamasi usus (IBS)
Kondisi seperti sakit perut, kram, feses berdarah, dan diare kronis merupakan gejala yang mungkin mengindikasikan anak-anak terkena penyakit radang usus (IBD). Kondisi ini dipicu karena terjadinya peradangan pada usus. Sahabat Sehat, IBD memiliki 2 tipe, yaitu penyakit Crohn dan Kolitis Ulserativa. Namun, keduanya terkadang sulit untuk dibedakan. Oleh sebab itu, gejala yang mengarah pada IBD biasanya didiagnosis sebagai salah satu dari kedua tipenya.
Sembelit/Konstipasi
Sahabat Sehat, sembelit ditandai dengan feses yang kering dan cenderung sulit untuk dikeluarkan. Selain itu, frekuensi buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu menjadi pertanda kamu mengalami sembelit. Sembelit terjadi karena usus besar menyerap terlalu banyak air dari feses, sehingga menyebabkan feses terlalu kering, membuatnya menjadi keras dan sulit dikeluarkan dari tubuh. Kondisi sembelit dapat terjadi secara berulang, loh!

Diare
Berkebalikan dari sembelit, kondisi diare akan menyebabkan anak memiliki feses yang encer. Selain itu, frekuensi buang air besar anak menjadi lebih sering. Diare menjadi permasalahan pencernaan yang umum dialami anak-anak. Gangguan pencernaan pada anak ini, dapat berlangsung 1 atau 2 hari dan hilang dengan sendirinya. Jika lebih dari 2 hari, kamu perlu berkonsultasi dengan dokter, mungkin saja akan menjadi masalah yang lebih serius.
Penyakit celiac
Penyakit celiac merupakan penyakit yang berkaitan dengan respon imun terhadap konsumsi produk pangan berbahan baku terigu. Imun tubuh secara keliru menyerang lapisan usus kecil sehingga berdampak pada gangguan pencernaan. Gangguan ini biasanya diturunkan dari orang tua yang juga memiliki riwayat penyakit celiac.
Nah, cukup banyak ya Sahabat Sehat, beberapa jenis gangguan pencernaan yang sering dialami oleh anak. Kamu bisa membedakannya dengan baik agar kesehatan pencernaan anak tidak terganggu. Salam Sehat!