Kenali Keterlambatan Perkembangan Anak dari 5 Ranah Berikut

Halo Teman Sehat! Memiliki si kecil dengan tumbuh kembang optimal dan sesuai usianya tentu menjadi dambaan setiap orang tua. Tapi, ngga jarang banyak anak yang mengalami keterlambatan perkembangan bahkan hingga ke level yang mengkhawatirkan. Apakah Teman Sehat mengalaminya?

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sekitar 5% hingga 10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan.

Keterlambatan perkembangan pada anak bisa dilihat dari 5 ranah yang berbeda. Nah, penting banget buat para orang tua untuk mengenali masing-masing ciri pada ranah tersebut. Orang tua juga perlu waspada jika si anak mulai menunjukan tanda-tanda berikut:

1. Tanda bahaya perkembangan motorik kasar

Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Simpelnya, motorik kasar ialah gerakan anak yang bisa kita amati, seperti berjalan, merangkak, atau berlari. Keterlambatan perkembangan pada ranah ini sebenarnya mudah banget dideteksi, seperti gerakan yang tidak seimbang antara anggota tubuh kanan dan kiri, adanya gerakan tak terkontrol, dan gangguan refleks tubuh.

2. Tanda bahaya perkembangan motorik halus

Berbeda dengan motorik kasar, motorik halus adalah keterampilan fisik yang mengandalkan otot-otot halus dan koordinasi mata-tangan. Motorik halus akan semakin berkembang seiring dengan bertambahnya usia si kecil. Tapi, jika anak mengalami gejala seperti dominasi satu tangan sebelum usia 1 tahun, penglihatan yang inkonsisten, bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan, dan eksplorasi oral masih sangat dominan setelah usia 14 bulan, maka Teman Sehat harus mulai waspada!

3. Tanda bahaya bicara dan bahasa

Seorang anak dikatakan mengalami keterambatan perkembangan bahasa jika ia ngga bisa mencapai hal-hal tertentu sesuai tahapan perkembangan usianya. Misalnya: anak usia 1 tahun udah bisa menyebutkan mama/papa, anak 3 tahun udah bisa menceritan aktivitas sehari-hari dalam beberapa kata, dan anak 5 tahun mulai bisa bercanda dan memecahkan teka-taki. Nah, jika si kecil terus membeo setelah usia 30 bulan, kurang respons saat dipanggil namanya, atau kurangnya ketertarikan pada orang lain di usia >20 bulan, maka itu adalah tanda bahaya perkembangan linguistik!

4. Tanda bahaya gangguan sosio-emosional

Perkembangan yang satu ini memang perlu menjadi perhatian khusus bagi para orang tua. Jika anak ngga bisa tenang dan rileks, ngga bisa mengekspresikan perasaannya, hampir selalu terlihat marah atau sedih, mengalami masalah dalam berinteraksi dengan anak-anak lainnya, maka itu adalah tanda-tanda adanya masalah dalam perkembangan sosio-emosionalnya. Harus segera diatasi ya, Teman Sehat!

5. Tanda bahaya gangguan kognitif

Sederhananya, perkembangan kognitif berkaitan dengan pengetahuan atau proses mempelajari sesuatu dan mengenali lingkungan. Nah, ada beberapa tanda bahaya yang Teman Sehat harus waspadai pada ranah perkembangan ini, seperti si kecil yang ngga menunjukan gerakan tubuh (seperti saat menyanyikan topi saya bundar), tidak menunjukan pada objek atau gambar, ngga tahu fungsi benda (seperti sisir, telepon, atau sendok), ngga bisa menirukan kata-kata atau gerakan.

Nah, itulah tanda bahaya bagi perkembangan anak yang perlu Teman Sehat waspadai dan tindaklanjuti. Tapi ngga usah khawatir berlebihan jika si kecil mengalami delay dalam tahap perkembangannya karena ada yang namanya catch up grow di mana si kecil akan menuntaskan segala keterlambatan tersebut dan kembali pada tahap perkembangan normal. Teman Sehat punya tips supaya tumbuh kembang anak optimal? Yuk, share dengan mnegisi kolom komentar di bawah ini!

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.