Sahabat Sehat sudah tahu belum? Ternyata pangan lokal memiliki potensi besar dalam upaya pencegahan stunting pada balita. Nah, topik mengenai pemanfaatan pangan lokal ini menjadi pembahasan seru dalam Webinar PERGIZI PANGAN Series 174.
Dengan mengusung tema “Makanan Lokal untuk Mendukung Pertumbuhan Balita dan Tekonologi Tepat Guna untuk Ketahanan Pangan dan Gizi” acara ini menghadirkan seorang keynote speaker dan tiga narasumber yang luar biasa.

Permasalahan Gizi
Masalah gizi yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh penyebab langsung (asupan zat gizi yang kurang dan penyakit infeksi), yang mana penyebab langsung ini dapat terjadi karena adanya penyebab tidak langsung (ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga, asuhan ibu dan anak, pelayanan kesehatan), penyebab utama (kemiskinan dan pendidikan, ketersediaan pangan, kesempatan kerja), dan akar masalah (krisis ekonomi dan politik) yang bersama-sama menjadi penyebab timbulnya masalah gizi.
Dalam upaya peningkatan status gizi, secara garis besar ada dua program yang dilakukan oleh pemerintah yaitu intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang di fokuskan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dalam Peraturan Presiden No 71 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting terdapat lima pilar utama salah satunya adalah ketahanan pangan dan gizi.
Pemanfaatan Pangan Lokal
Pemanfaatan pangan lokal merupakan hal yang bisa dilakukan oleh ibu balita karena tidak memiliki efek samping, murah, mudah tumbuh, dan kaya gizi, sesuai dengan pola masyarakat setempat dan sesuai dengan budaya setiap daerah. UNICEF (United Nations Children’s Fund) dan WHO (World Health Organization) juga merekomendasikan bahwa pemanfaatan pangan lokal merupakan salah satu intervensi berbasis masyarakat untuk mencegah stunting.
Dalam kesempatan kali ini Rudolf Boyke Purba, SKM., MKes, selaku dosen Poltekkes Kemenkes Manado menyampaikan, Indonesia memiliki kekayaan bahan lokal yang beragam. Bahan tersebut dapat dijadikan menu yang disukai dengan menambah variasi rasa, misalnya dengan memberi bumbu lokal seperti, jahe, pala, daun salam, lengkuas, dan lainnya.

Gastronomi Pangan Lokal
Rudolf Boyke Purba, SKM., M.Kes memaparkan, gastronomi pangan lokal adalah makanan yang dihasilkan dari produk masyarakat, yang berkembang dari masyarakat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, adat istiadat, kebiasaan, agama, dan tingkat pendidikan. Upaya penurunan stunting bisa dilakukan dengan menggunakan pendekatan gastronomi smart, yaitu dengan mengonsumsi ragam jenis makanan tradisional bergizi seimbang pun pangan berprotein tinggi.
Mengonsumsi beraneka ragam jenis makanan tradisional yang bergizi seimbang dan berprotein tinggi dapat membantu dalam pencegahan stunting. Contohnya, tempe yang baik untuk sistem pencernaan, dapat diolah menjadi tempe bacem tidak menghilangkan prebiotik dan bakteri baik yang terkandung di dalam tempe. Selain itu, Rudolf Boyke Purba SKM, M.,Kes juga menyebutkan beberapa makanan lokal yang lain, seperti pempek (Palembang), lumpia Semarang, pecel lele, dan lain-lain, yang bisa dikembangkan dan diberikan kepada anak balita.
Pemanfaatan pangan lokal merupakan kunci penting dalam upaya pencegahan stunting. Dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, dan melalukan pendekatan gastronomi diharapkan dapat membantu dalam pencegahan stunting pada balita.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP