Tips Menyimpan Daging-dagingan

Teman Sehat, setelah mengetahui cara menyimpan sayur dan buah, sekarang saatnya kamu mengetahui cara menyimpan daging. Yap, seperti yang kamu tahu, semua bentuk protein hewani, seperti daging sapi, ayam maupun seafood sangat rentan terkontaminasi oleh bakteri jahat, sehingga perlu perlakuan khusus. Yuk, simak caranya!

1. Pengemasan sebelum penyimpanan

Tahukah kamu, walaupun disimpan pada suhu beku, dengan kisaran suhu -17◦C atau di bawahnya (-23) – (-28)◦C daging tetap harus dikemas, loh! Tujuannya agar daging ngga freezed-burn (keringnya daging ditandai dengan adanya warna kecokelatan pada permukaan) dan kelembapannya tetap terjaga.

Kamu bisa menggunakan plastik khusus, alumunium foil atau butcher wrap yang tahan dengan suhu pembekuan. Tutuplah rapat plastik dan jangan biarkan ada udara yang masuk untuk memperpanjang masa simpannya. Jika kamu memiliki alat untuk mengemas secara vakum, akan lebih baik.

Jangan lupa, sebelum dikemas, potonglah daging sesuai dengan ukuran yang diinginkan untuk mempermudah pengolahannya dan mengeluarkannya sesuai kebutuhan. Lalu berilah label pada setiap kemasan untuk memantau tanggal kedaluarsanya.

2. Langsung disimpan pada suhu pembekuan

Sebaiknya, saat kamu membeli daging dan ayam potong maupun seafood, mintalah dipotong sesuai ukuran untuk memasak. Hal ini dilakukan untuk memudahkan saat penyimpanan makanan. Setelah itu, langsung masukan ke refrigrator untuk menurunkan suhunya, agar bakteri yang jahat ngga mudah berkembang kurang lebih 2-24 jam.

Sambil menunggu, kamu bisa menentukan daging yang digunakan dalam waktu dekat maupun waktu panjang untuk disimpan di freezer. Untuk daging yang akan lagsung diolah akan tahan di refrigrator selama maksimal 5 hari pada daging sapi, 3 hari pada daging ayam dan 2 hari pada seafood. Setelah itu, pindahkan daging yang disimpan lama pada frezeer dan pastikan suhunya sesuai, ya! Daging ini akan awet hingga 2-3 bulan untuk dikonsumsi selanjutnya.

3. Perhatikan beberapa hal ini!

Nah, setelah tahu kalau bahan pangan ini sangat rentan terkontaminasi bakteri jahat, maka saat berbelanja pastikan pembelian daging-dagingan diakhirkan, agar kualitasnya tetap terjaga. Jangan lupa untuk meletakkan daging yang siap diolah di bagian paling bawah dengan keadaan wadah tertutup dan ngga mudah bocor, agar ngga menularkan bakteri jahat ke bahan pangan lainnya.

Jika sebelum menyimpan daging kamu ingin melakukan perebusan, maka pastikan daging sudah berada pada suhu normal. Hal ini dikarenakan suhu tinggi yang masuk ke refrigrator, akan menurunkan suhu lingkunngannya, sehingga menyebabkan bahan pangan yang lain bisa rusak. Satu lagi, jika kamu ingin mengambil stok daging yang dibekukan, maka lakukanlah proses pencairan (thawing).

4. Mencairkan daging beku

Jika menggunakan refrigrator, kamu bisa memindahkannya maksimal dua hari sebelum diolah. Jika menggunakan metode perendaman dengan air biasa juga dibolehkan dengan mengganti airnya setiap 30 menit atau cara terakhir dengan memanaskannya menggunakan oven dan langsung dikonsumsi.

Jangan pernah membekukan kembali daging yang sudah dicairkan, karena risiko bakteri jahat yang akan merusak makanan tinggi. Sebaiknya olahlah daging sisa tersebut, baru kemudian disimpan di refrigrator.

Itulah beberapa hal yang Teman Sehat perlu tahu mengenai cara penyimpanan bahan segar daging. Selamat mencoba!

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.