Yuk, Sikapi dengan Bijak Tantrum pada Anak!

Halo Teman Sehat! Apakah kamu termasuk para ibu yang mengalami kesulitan menghadapi ledakan emosi si anak? Masalah ledakan emosi atau tantrum merupakan hal yang umum dialami seorang balita. Tapi, bukan berarti harus dibiarkan begitu saja atau ditanggulangi dengan cara yang ngga benar. Penyikapan yang bijak adalah salah satu kunci dalam menghadapi masalah tantrum pada anak.

 

Tantrum adalah ledakan emosi, biasanya dikaitkan dengan anak-anak atau orang-orang dalam kesulitan emosional, yang biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, pembangkangan, marah-marah, resistensi terhadap upaya untuk menenangkan, bahkan pada beberapa kasus bisa berujung pada kekerasan.

Apa sih yang biasanya Teman Sehat lakukan kalau mendapati si kecil sedang tantrum? Membiarkan saja, mengomeli, atau malah malah memberikan hukuman berupa setrap? Nah, berikut adalah beberapa opsi yang bisa Teman Sehat terapkan kalau anak mengalami tantrum.

1. Jangan sekali-kali membuat janji!

Maksudnya gimana? Kebanyakan orang tua akan menjanjikan sesuatu dan menuruti kemauan si anak asalkan dia mau diam. Padahal hal ini ngga baik loh Teman Sehat! Anak akan merekam hal tersebut di kepalanya, dan jika menginginkan sesuatu maka ia ngga akan segan-segan untuk tantrum kembali karena ada reward mechanism yang terpatri di dalam otaknya. Coba deh untuk ngga menuruti semua kemauan dan mulai bijak menyikapi kemauan-kemauannya!

2. Dorong anak mengungkapkan dengan kata-kata

Pada dasarnya anak usia balita udah punya cukup kosakata untuk mengungkapkan keinginannya. Tapi sayangnya, pada saat tantrum si kecil cenderung sulit untuk mengungkapkan kemauannya dan mengekpresikan kehendaknya dengan cara yang salah, seperti berteriak-teriak atau marah-marah. Nah, disinilah peran orang tua untuk membantu anak dalam mengungkapkan apa yang ia mau.

3. Biarkan anak yang membuat pilihan

Dikeadaan tantrum, memaksakan kehendak pada anak merupakan hal yang kurang bijak. Alangkah baiknya Teman Sehat mendengarkan kemauan anak dan membiarkan ia yang membuat pilihan. Hindari menggunakan kata “tidak” untuk setiap kemauan anak. Di kutip dari Mayo Clinic, untuk membangun kontrol diri pada anak, biarkan dia membuat pilihan. Anak pun akan belajar dari pilihan yang ia buat, dan akan mampu membedakan mana yang baik atau buruk untuk dirinya.

4. Jadilah orang tua yang konsisten

Punya rutinitas yang terjadwal memang terkesan ngga perlu bagi anak yang masih dalam usia bermain. Tapi, hal ini penting banget buat si anak dalam membangun konsep kapan melakukan sesuatu, kapan harus berhenti, serta mana yang boleh atau tidak. Misalnya jadwal tidur malam pukul 20.00 namun si anak masih memaksa menonton TV, maka peran orang tualah dalam menegakkan aturan yang udah ditetapkan. Kalau udah terpola dengan baik, maka si kecil pun akan paham dan bisa meminimalisir tantrum.

Nah, itulah beberapa hal yang bisa Teman Sehat terapkan dalam menghadapi tantrum pada anak. Enjoy every phase of your children!

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.