Halo Teman Sehat! Apakah kamu pernah mendengar istilah Lactose Intolerance atau inteloransi laktosa pada anak? Anak dengan gangguan ini biasanya harus dijauhkan dari hal-hal yang ‘berbau’ susu.
Laktosa sendiri merupakan gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu seperti keju dan yogurt. Setelah mengonsumsi laktosa, pada keadaan normal biasanya laktase (enzim pencernaan dari usus halus) membantu memecah laktosa menjadi bentuk yang lebih sederhana,yaitu glukosa dan galaktosa. Gula sederhana ini kemudian diserap di usus halus dan akhirnya masuk ke aliran darah untuk diedarkan. Tapi, pada kondisi-kondisi tertentu tubuh ngga bisa memetabolisme laktosa dan menyebabkan gangguan sistem pencernaan. Kondisi inilah yang disebut lactose intolerance atau intoleransi laktosa.
Apa itu laktose intolerance?
Lactose intolerance adalah kondisi di mana anak memiliki gejala gangguan pencernaan seperti kembung, diare, dan gas. Gejala ini muncul setelah anak mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa. Laktosa adalah gula yang secara alami ditemukan dalam susu dan produk susu, seperti keju atau es krim. Pada intoleransi laktosa, gejala pencernaan disebabkan oleh malabsorpsi laktosa.
3 penyebab utama laktose intolerance pada anak
Ternyata ada 3 hal yang bisa memunculkan gangguan pencernaan ini. Apa aja?
- Defisiensi laktase primer: merupakan kondisi kurangnya enzim laktase yang disebabkan oleh kesalahan genetik yang diwariskan dari orang tua. Sebagian besar kasus intoleransi laktosa disebabkan oleh defisiensi laktase primer. Defisiensi laktase primer bisa menjadi lebih buruk ketika produksi laktase menurun karena anak mulai mengurangi konsumsi susu atau produk susu . Biasanya setelah usia dua tahun, saat anak berhenti minum susu, meskipun gejalanya mungkin ngga terlihat sampai dewasa.
- Defisiensi laktase sekunder: merupakan intoleransi laktosa yang disebabkan karena adanya infeksi yang mempengaruhi saluran pencernaan dan bisaDmerusak lapisan usus halus. dua organisme umum yang menyebabkan kerusakan pada permukaan usus kecil yang mengakibatkan intoleransi laktosa sementara adalah Rotavirus dan Giardia. Intoleransi laktosa karena infeksi bisa di atasi dengan mengobati infeksi giardia meggunakan antibiotik. Defisiensi laktase sekunder juga bisa disebabkan oleh celiac desease, yang merupakan intoleransi terhadap gluten. Penyakit Crohn, suatu kondisi peradangan yang dapat mempengaruhi bagian manapun dari saluran cerna bisa juga menyebabkan defisiensi laktase sekunder. Setelah masing-masing kondisi ini diobati, defisiensi laktase akan membaik. Intoleransi laktosa biasanya hilang dalam tiga sampai empat minggu ketika lapisan usus kembali normal.
- Acquired lactase deficiency: Saat masih kecil seorang anak bisa saja toleransi terhadap laktosa, tapi seiring bertambahnya usia dia bisa saja mengalami intoleransi laktosa. Hal ini di karenakan terjadinya penurunan jumlah enzim laktase normal yang ada di usus halus.
Jadi, bisa disimpulkan kalau intoleransi laktosa adalah suatu kondisi dimana usus kecil ngga bisa mencerna atau memecah semua laktosa yang dikonsumsi. Perlu ditekankan sekali lagi kalau intoleransi laktosa sebagian besar merupakan defisiensi, bukan ngga adanya enzim laktase di usus halus.
Masih bingung seputar intoleransi glukosa atau mau curhat soal anak yang mengalami gangguan ini? Yuk, share dengan mengisi kolom komentar di bawah ini!
Editor & Proofreader: Fhadilla Amelia, SGz