Ibu adalah seorang pejuang yang harus melewati banyak tantangan. Mulai dari hamil, melahirkan, menyusui, sampai harus membesarkan kita sampai bisa seperti sekarang ini. Ternyata, seluruh tahap yang harus dilalui seorang ibu, punya konsekuensi kesehatan masing-masing. Salah satunya adalah kematian ibu, Teman Sehat.
1. Apa sih arti “kematian ibu”?
Kematian ibu adalah kematian yang terjadi selama kehamilan, kelahiran, atau nifas (setelah 42 hari kelahiran), yang penyebabnya berhubungan dengan kehamilan atau pengelolaannya, sehingga penyebab lain seperti misalnya kecelakaan, ngga termasuk dalam penyebab kematian ibu.
Pada tahun 2013, World Health Organization (WHO) memperkirakan ada 289.000 kematian ibu di dunia. Sebanyak 99% kematian ibu terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Teman Sehat, Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator penting yang digunakan buat menggambarkan status kesehatan suatu negara. Menurut Richard Skolnik dalam bukunya yang berjudul “Global Health 101”, tingginya AKI pada suatu negara menggambarkan masih belum baiknya sistem pelayanan kesehatan untuk ibu, yang secara ngga langsung mencerminkan masih rendahnya status kesehatan suatu negara.
2. Nah, gimana dengan Indonesia?
Menurut WHO, sepuluh negara yang menyumbang kematian ibu tertinggi di dunia adalah India, Nigeria, Kongo, Ethiopia, Indonesia, Pakistan, Tanzania, Kenya, Cina, dan Uganda. Yap, salah satunya Indonesia, Teman Sehat!
3. Yah, sedih, kok negeri kita termasuk sih?
Kondisi AKI Indonesia memang masih menyedihkan, Teman Sehat. Berdasarkan data World Bank (2015), rata-rata AKI dunia adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di Indonesia, masih mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 dalam Profil Kesehatan Indonesia 2015.
Angka ini jauh dari target Millenium Development Goals (MDG’s), yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun demikian, telah terjadi penurunan dari tahun 2012 yang mencapai 359 per 100.000.
4. Kenapa AKI di Indonesia bisa tinggi?
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ada “4 terlalu” dan “3 terlambat” yang turut menyebabkan AKI di Indonesia masih tinggi. Apa ajakah itu?
4 terlalu
- Terlalu muda usia melahirkan, yaitu dibawah 20 tahun
- Terlalu tua usia melahirkan, yaitu diatas 35 tahun
- Terlalu dekat jarak kelahiran, yaitu kurang dari 3 tahun antara anak satu dengan yang lainnya
3 terlambat
- Terlambat mengambil keputusan untuk menentukan di mana tempat pelayanan persalinan akan dilakukan
- Terlambat mengantar ke tempat persalinan sehingga menyebabkan terlambat tiba di tempat persalinan
- Terlambat mendapat pertolongan yang tepat dalam persalinan
Ketika nanti kamu akan menjadi ibu, jangan lupa perhatikan dan hindari “4 terlalu” dan “3 terlambat” ya, Teman Sehat. Menurut kamu, adakah hal lain yang bisa bantu turunkan AKI? Tulis di kolom komentar yuk! (agt&don)
1 Comment