DM Membingungkan? Kupas Tuntas Mitos Diabetes Melitus!

Pernahkah Sahabat Sehat mendengar bahwa penderita diabetes melitus (DM) dilarang makan nasi? Atau anak yang memiliki riwayat orang tua DM pasti suatu saat nanti akan menderita diabetes juga? Ada juga yang mengtakan jangan makan gula nanti diabetes! Benar ngga sih? Nah, supaya tidak salah persepsi tentang DM, yuk bahas beberapa mitos diabetes melitus yang paling sering beredar di masyarakat.

Foto: Freepik

Benarkah konsumsi gula saja yang menyebabkan diabetes melitus?

Konsumsi gula yang terlalu banyak memang akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit DM, loh. Namun, Penyakit DM bukan hanya semata-mata disebabkan oleh konsusi gula saja. Diabetes dipengaruhi oleh faktor genetik, gaya hidup dan kebiasaan konsumsi makan sehari-hari secara keseluruhan. Lebih tepatnya, konsumsi tinggi gula khususnya konsumsi tinggi kalori akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas dan obesitas akan meningkatkan risiko terjadinya diabetes.

DM basah dan DM kering?

Diabetes melitus itu ada beberapa jenis, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional, dan DM kondisi khusus. DM tipe 1 adalah saat tubuh benar-benar berhenti memproduksi insulin karena kerusakan sel pankreas yang memproduksi insulin oleh sistem kekebalan tubuh. Organ pankreasnya tidak memproduksi insulin lagi sehingga mereka harus menerima insulin dari luar tubuh secara rutin (suntik insulin).

DM tipe 2 terjadi jika tubuh tidak mampu memproduksi hormon insulin yang cukup yang mampu mengontrol gula darah di tubuh kembali normal, sel pancreas mengalami kelemahan sehingga tidak mampu memproduksi hormone insulin yang cukup untuk tubuh. DM gestasional adalah DM yang dialami ketika hamil. Sedangkan DM kondisi khusus dikarenakan konsumsi obat tertentu sehingga meningkatkan kadar gula darah

Dengan begitu, DM Kering dan DM Basah ini adalah mitos ya Sahabat Sehat. Hal ini dianggap ada oleh masyarakat karena ada luka yang sulit sembuh atau kondisi lain yang dialami penderita diabetes.

Jika orang tua DM maka anak/keturunan-nya pasti akan mengalami diabetes?

American Diabetes Association mengungkapkan ada faktor risiko terjadinya diabetes pada anak yang orang tuanya mengalami diabetes. Namun tidak semua, Sahabat Sehat. Jadi, jika kamu mempunyai orang tua dengan riwayat penyakit diabetes tidak perlu terlalu khawatir. Kamu dapat menurunkan faktor risiko DM dengan cara mengatur pola makan yang sehat dan bergizi seimbang, olahraga secara teratur, menjaga berat badan ideal, serta rutin melakukan skrining diabetes.

Diabetisi tidak boleh mengonsumsi karbohidrat, terutama nasi!

Foto: Freepik

Belakangan ini, banyak ditemukan diabetisi sangat menghidari karbohidrat terutama nasi putih. Ada beranggapan bahwa konsumsi karbohidrat akan meningkatkan lonjakan kadar gula dalam darah. Padahal kenyataannya, karbohidrat masih sangat diperlukan oleh tubuh sebagai sumber energi utama.

Jika tidak mengkonsumsi karbohidrat sama sekali akan membuat penderita DM akan mengalami hipoglikemi, yaitu kondisi ketika kadar gula dalam darah di bawah normal ataupun sangat rendah. Kondisi ini nantinya dapat menimbulkan gejala, seperti lelah, pusing, kejang, penurunan kesadaran bahkan sampai mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.

Sebaiknya, diabetisi memilih jenis karbohidrat yang tepat, yaitu karbohidrat kompleks dengan indeks glikemik yang rendah dan mengatur porsi karbohidrat yang diasup setiap harinya. Contoh bahan makanan dengan IG yang rendah yaitu biji-bijian utuh, seperti nasi merah, dan jagung, ubi; buah-buahan, seperti papaya, apel, dan pir; sayuran hijau; serta kacang-kacangan.

Namun walaupun bahan makanan ini mempunyai indeks glikemik yang rendah, tetap harus menjaga jumlah porsi yang dimakan. Jika terlalu banyak akan pmenyebabkan peningkatan gula darah yang terlalu tinggi.

Selain yang sudah disebutkan di atas, masih ada banyak lagi mitos terkait DM, loh Sahabat Sehat. Jadi, nantikan artikel selanjutnya ya!

Ditulis Oleh: 

Eta Aprita Aritonang, S.Gz
Penulis merupakan lulusan S1 Ilmu Gizi Universitas Diponegoro dan sedang
menjalani Pendidika Profesi Dietisien di IPB University.

 

Referensi

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2021. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
Tipe 2 di Indonesia. Jakarta:Perkeni

American Diabets Association (ADA). Diagnosis and Classification of Diabetes
Mellitus.Diabetes Care Journals, vol35(1),pp 564-571

IDF. 2022. IDF Diabetes Atlas 10th edition 2021

Panduan-Praktik-Klinis-Diagnosis-dan-Tata-Laksana-Diabetes-Melitus-tipe-1-Anak-
Remaja.pdf

Bonsembiante, L.; Targher, G.; Maffeis, C. Type 2 Diabetes and Dietary Carbohydrate Intake of Adolescents and Young Adults: What Is the Impact of Different Choices? Nutrients 2021, 13, 3344. https:// doi.org/10.3390/nu13103344

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.