5 Hal yang Bisa Dipelajari dari Gegernya Kemasan Bihun Bikini

bihun bikini

Bihun bikini sempat menghebohkan media di Indonesia beberapa saat ini. Bihun bikini adalah jajanan bihun kekinian dengan tektur renyah. Pada kemasannya tampak gambar kartun wanita mengenakan bikini dengan tulisan “remas aku” sebagai tagline produk. Komentar pedas bertubi-tubi dilontarkan netizen terkait kemasan snack yang nyeleneh tersebut. Daripada sekedar ribut, yuk Teman Sehat, kita pelajari gimana sih memilih jananan yang aman.

1. Izin edar

WhatsApp Image 2016-08-08 at 19.07.09

Makanan kemasan yang dijual di pasar wajib memiliki nomor izin edar. Nomor ini akan menunjukkan jaminan pangan yang aman. Tidak susah untuk mengenalinya. Biasanya nomor ini akan diawali dengan huruf No-PIRT untuk produk lokal atau MD dan ML untuk produk yang beredar luas. Yuk para ibu lebih jeli untuk memilih jajan untuk anaknya

2. Tanggal kadaluarsa

Pernahkah Teman Sehat membeli roti, eh pulang-pulang ternyata roti-nya jamuran? Tanggal kadaluarsa di kemasan inilah yang akan membantu memilih makanan dengan cepat sekaligus baik. Tak butuh waktu lama, jika melewati batas tanggal yang tercantum, berarti sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

3. Logo halal

Bagi konsumen muslim tentunya halal menjadi urusan yang tidak bisa ditawar. Produsen bebas memilih mengajukan logo halal ataupun tidak kepada LPPOM MUI. Terkadang label halal yang tercantum di kemasan palsu sehingga teman sehat semestinya menjadi konsumen yang cerdas. Logo halal yang dikeluarkan oleh MUI berbentuk bulat dengan tulisan arab “halal”   dan “Majelis Ulama Indonesia” di sekelilingnya. Logo ini dilengkapi dengan nomor halal yang bisa dicek kebenarannya di halalmui.org.

4. Komposisi

Apakah Teman Sehat pernah memperhatikan krupuk/snack dengan warna sangat terang dan mencolok? Jika iya maka teman sehat perlu waspada. Adakalanya pedagang nakal menambahkan pewarna Rhodamin B atau methanil yellow pada makanan untuk memberikan efek mencolok. Padahal keduanya merupakan pewarna yang dilarang pada pangan karena dapat menyebabkan kanker apabila sering dikonsumsi. Komposisi pada kemasan membantu untuk mengenali bahan apa saja digunakan di makanan. Apalagi khusus untuk bahan tambahan pangan pewarna wajib dicantumkan nama dan kode-nya.

5. Peringatan lain

“Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita fenilketonuria”. Tulisan tersebut dapat dijumpai di beberapa kemasan produk pangan yang beredar. Bayangkan jika kamu atau teman kamu menderita fenilketonuria dan dengan cerobohnya membeli makanan itu tanpa meihat kemasannya. Tentu saja akan ada efek sampingnya karena penderita fenilketonuria memiliki kelainan dalam mencerna protein fenilalanin dalam tubuh.

Memperhatikan label dan kemasan pangan adalah bagian dari menyayangi diri sendiri dan teman-temanmu! Tidak terkecuali memperhatikan kemasan mie “bikini”. Yuk, jadi konsumen cerdas! (agt&don)

Related Posts

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.