Halo, Teman Sehat! Kamu pasti sudah ngga asing lagi dengan penyakit diabetes. Gangguan metabolisme glukosa ini sudah banyak dibahas dan dikampanyekan di berbagai media. Angka kematiannya pun juga cukup tinggi. Akan tetapi, masih terdapat jenis diabetes yang belum banyak diketahui banyak orang, salah satunya diabetes gestasional. Diabetes jenis ini berkaitan dengan kesehatan ibu hamil. Untuk tau selengkapanya, yuk simak penjelasannya di sini!
Pengertian diabetes gestasional
Diabetes gestasional disebut juga sebagai diabetes kehamilan. Diabetes jenis ini ditandai dengan peningkatan kadar gula darah ibu hamil. Biasanya terjadi pada akhir kehamilan, yaitu pada trimester kedua hingga ketiga. Hal ini disebabkan karena ibu kekurangan insulin selama periode kehamilan sehingga metabolisme glukosa terhambat dan konsentrasi glukosa di dalam darah meningkat.
Diabetes gestasional juga bisa terjadi karena hormon yang dihasilkan plasenta untuk membantu pertumbuhan janin yang melakukan blocking terhadap insulin. Kondisi ini juga disebut sebagai resistensi insulin selama kehamilan. Resistensi insulin berdampak pada kerja pankreas ibu yang lebih berat untuk memproduksi insulin. Kebutuhan insulin dapat meningkat 2-3 kali lipat dibandingkan biasanya.
Tanda dan gejala diabetes gestasional
Belum ditemukan tanda dan gejala khusus pada diabetes gestasional, tapi kamu dapat memerhatikan gejala-gejala umum diabetes ya, Teman Sehat! Seperti mudah haus, mulut terasa kering, mudah merasa lelah, dan peningkatan frekuensi buang air kecil. Genetik dan kelebihan berat badan merupakan faktor risiko terjadinya diabetes gestasional.
Namun, faktany tanda dan gejala tersebut merupakan kejadian yang dialami semua ibu hamil. Oleh karena itu, indikator yang paling penting yaitu peningkatan kadar glukosa darah selama kehamilan. Mengontrol kadar glukosa darah sebaiknya dilakukan secara berkala jika dirasa telah memiliki faktor risiko sebelumnya.
Dampak diabetes gestasional
Kondisi resistensi insulin selama kehamilan mengakibatkan pankreas ibu terus menerus memproduksi insulin, tetapi glukosa tetap ngga bisa dimetabolisme. Konsentrasi glukosa darah pada ibu ngga mengalami penurunan dan terus meningkat di dalam darah. Akibatnya, glukosa akan masuk ke dalam plasenta. Glukosa darah di dalam tubuh janin pun mengalami peningkatan. Kondisi ini memaksa pankreas janin bekerja ekstra untuk memproduksi insulin loh, Teman Sehat!
Selanjutnya janin akan menghasilkan energi lebih tinggi daripada yang dibutuhkan sehingga energi akan tersimpan sebagai lemak. Bayi yang dilahirkan dalam kondisi ini disebut juga makrosomia atau bayi gemuk. Bayi memiliki risiko obesitas dan mengidap diabetes tipe 2 saat dewasa, begitu juga dengan ibu setelah selesai melahirkan.
Nah, diabetes kehamilan ngga boleh diremehkan ya, Teman Sehat. Akan tetapi, jangan sampai ibu merasa paranoid. Dengan adanya informasi ini, diharapkan ibu semakin waspada dan semakin meningkatkan pola hidup sehat. Diabetes kehamilan memang memiliki risiko yang berbahaya bagi ibu dan janin, namun bukan berarti ngga bisa dihindari. Dampak diabetes gestasional dapat dikendalikan dan dicegah sejak awal usia kehamilan. Share artikel ini ke orang-orang di sekitar kamu, ya!
Editor & Proofreader: Mega Kurniawati, SGz