TBC, Tantangan Indonesia Meraih Bonus Demografi

Seperti yang diketahui bersama, pada tahun 2030 Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi. Bonus demografi merupakan suatu masa dimana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak jika dibandingkan dengan kelompok usia penduduk lainnya sehingga bisa menjadi penyangga perekonomian. Tapi, persitiwa tersebut ngga akan bermakna apabila generasi penerus bangsa masih dihantui dengan penyakit TBC. Kok bisa? Yuk, cari tahu lebih lanjut!

Pengaruh TBC terhadap bonus demografi Indonesia

pengaruh TBC terhadap bonus demografi di Indonesia
Foto: Unsplash.com

TBC (Tuberkulosis) merupakan penyakit menular mematikan yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang menginfeksi paru atau organ tubuh lainnya seperti kelenjar betah bening, usus, tulang, dan otak.

TBC ngga bisa dianggap sebelah mata dan bisa mengancam masa depan Indonesia, karena bisa diderita oleh semua golongan usia termasuk anak-anak usia 0-14 tahun. Berdasarkan data WHO (2019) setidaknya di dunia terdapat 1,2 juta kasus TBC yang terjadi pada anak usia dibawah 14 tahun. Apabila anak-anak terkena TBC maka hanya bisa menimbulkan beban kerugian yang besar, yaitu hilangannya waktu produktif karena kecacatan, menurunnya status kesehatan, hanya bisa menjadi beban bagi orang lain, hingga resiko kematian dini.

Tanda dan gejala TBC

  1. Batuk lama hingga lebih dari 3 minggu/batuk darah

TBC biasanya dimulai dari batuk kering dan jika kondisi tersebut ngga segera mendapatkan perhatian dan pengobatan maka dapat menjadi lebih parah yang ditandai dengan dihasilkannya sputum (dahak) dan bisa berlanjut jadi batuk berdarah.

  1. Demam

Penderita TBC biasanya akan mengalami demam hingga 40 – 410C yang disertai keringat dingin.

  1. Sesak napas

Ketika masih berada pada level ringan, rasa sesak napas terkadang ngga terlalu terasa. Tapi, ketika kuman TBC sudah menginfeksi setengah bagian paru-paru, penderita akan mulai kesulitan untuk bernapas.

  1. Penurunan berat badan

Pasien TBC akan mengalami penurunan berat badan yang sangat drastis, karena kuman TBC menyebabkan hilangnya napsu makan, mual, dan rasa sakit di perut.

Faktor penyebab terjadinya TBC

Faktor penyebab TBC
Foto: Pixabay.com
  1. Usia

Penyakit TBC biasanya lebih sering ditemukan pada golongan usia produktif, yaitu 15-64 tahun, karena golongan usia tersebut lebih banyak beraktivitas sehingga lebih rentan terinfeksi.

  1. Tingkat pendapatan

Keluarga yang memiliki tingkat ekonomi rendah akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan gizi yang akan berdampak pada daya tahan tubuh yang rendah.

  1. Kondisi rumah

Rumah dengan kondisi ventilasi yang buruk, pencahayaan yang kurang, jarang dibersihkan, dan padat huni, bisa membuat risiko terlena TBC meningkat.

  1. Perilaku

Memiliki pola hidup yang ngga sehat seperti merokok juga berpengaruh terhadap kejadian TBC. Penelitian menyebutkan bahwa kasus TBC pada anak berhubungan dengan kebiasaan merokok yang dimiliki oleh orang tua atau orang disekitarnya.

  1. Riwayat kontak

Pernah berkontak langsung dengan penderita TBC, maka secara ngga langsung meningkatkan risiko tertular TBC.

Pencegahan TBC

Cara pencegahan TBC
Foto: Pixabay.com
  1. Membiasakan diri untuk menutup hidung dan mulut ketika batuk maupun bersin;
  2. Membuka jendela rumah dan kamar setiap pagi,
  3. Menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh;
  4. Melatih diri untuk menjauhi rokok serta ngga mengkonsumsi minuman beralkohol;
  5. Melakukan imunisasi BCG ketika berusia 3 bulan;
  6. Segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan apabila mengalami batuk lebih dari tiga minggu;

Nah Teman Sehat, sudah pada tahu kan bahanyanya penyakit TBC ini. Bukan hanya diri sendiri, penyakit TBC ternyata juga bisa berdampak buruk pada perkembangan ekonomi suatu negara. Yuk, dari sekarang lebih peduli terhadap kesehatan diri sendiri.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti STP

Referensi

WHO. 2020. Tuberculosis
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis

Tuberkulosis – Pusdatin Kemkes – Kementerian Kesehatan
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-tuberkulosis-2018.pdf

Rusliana Apriliasari, dkk. 2018. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TB PARU PADA ANAK (STUDI DI SELURUH PUSKESMAS DI KABUPATEN MAGELANG)
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/viewFile/19884/18799

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.