Halo Sahabat Sehat! Tingginya suhu udara membuat seseorang berisiko mengalami heat stroke. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah meluncurkan suatu terobosan teknologi, yakni rompi carbon cool untuk mengatasi heat stroke dan telah diaplikasikan pada pelaksaanan ibadah haji tahun 2022. Bagaimana peran rompi carbon cool dalam menangani tanda terjadinya heat stroke?

Apa itu heat stroke?
Heat stroke atau yang biasa dikenal dengan sengatan panas merupakan keadaan tubuh saat mengalami peningkatan suhu secara cepat dan signifikan hingga 41 derajat Celsius atau lebih. Kondisi ini bisa terjadi ketika seseorang mendapatkan paparan cuaca panas dari lingkungan sekitar di luar batas toleransi dalam tubuh.
Seseorang bisa mengalami heat stroke melalui rangkaian mekanisme yang terjadi dalam tubuh, yaitu tubuh gagal mempertahankan kestabilan suhu dan keringat yang berkurang. Gejala yang dirasakan oleh setap orang tentu ngga sama, seperti demam tinggi, sakit kepala, berkunang-kunang, bibir kering, kulit memerah, respon yang melambat, meningkatnya denyut nadi, perubahan kondisi mental (bingung), mual atau muntah, pernapasan cepat, dan pingsan.
Gangguan kesehatan yang meningkatkan risiko heat stroke yakni penyakit Alzheimer, Parkinson, diare, hipertiroidisme, hiperkalemia, anoreksia diabetes tak terkontrol, gastroenteritis, obesitas dan kurang tidur. Penggunaan obat tertentu (antipsikotik, antihistamin, dan lain-lain) juga berisiko meningatkan suhu tubuh. Heat stroke bisa menyebabkan perburukan kondisi seseorang yang sedang mengalami sakit hingga berdampak kematian jika ngga teratasi dengan baik.

Cara kerja rompi carbon cool
Rompi carbon cool atau penurun suhu panas merupakan inovasi teknologi yang memanfaatkan perangkat pendingin guna memperlambat akumulasi panas. Penggunaan rompi ini telah berhasil menyelamatkan delapan jamaah haji asal Indonesia yang sedang mengalami heat stroke di Arafah.
Carbon cool terbuat dari karbon, bekerja dan bertahan dalam kurun waktu 8-12 jam. Penelitian mengenai rompi ini sudah diteliti di Indonesia dan dinilai lebih efektif daripada es atau ice gel pack yang biasa bertahan 1-2 jam. Pemakaiannya cukup diletakkan pada tubuh jamaah haji yang ditandai dengan tanda heat stroke.
Sahabat Sehat, terobosan nyata dan terbaru melalui teknologi carbon cool ini telah memberikan manfaat yang menguntungkan bagi jamaah dalam melaksanakan ibadah haji, ya. Mungkin untuk kedepannya teknologi ini bisa dikembangkan untuk penggunaan yang lebih luas. Salam Sehat!
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP