Tidak Semua Jahat, Ini Lemak yang Bantu Pulihkan Stroke!

Sahabat Sehat, menurut data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter adalah 8,3 per 1000 orang. Bahkan pada tahun 2019, stroke merupakan salah satu penyebab utama Disability Adjusted Life Years (DALYs) loss di Indonesia.

Beberapa faktor risiko terjadinya stroke yaitu tingginya kolesterol darah dan obesitas, keduanya seringkali dikaitkan dengan konsumsi lemak seseorang. Oleh karena itu, banyak anggapan bahwa setelah seseorang mengalami stroke atau pasca stroke tidak boleh mengonsumsi lemak. Namun faktanya, tidak semua lemak “jahat” bagi penderita stroke, bahkan terdapat lemak yang dianjurkan untuk dikonsumsi pasca stroke karena dapat membantu pemulihan.

Foto: Freepik

Seseorang yang telah mengalami serangan stroke memiliki anjuran diet khusus yang dibagi menjadi fase akut dan fase pemulihan. Pada fase akut (24 – 48 jam) seseorang dengan stroke hanya boleh diberikan makanan bentuk cair sesuai kondisi klinis. Sedangkan pada fase pemulihan ketika fase akut telah dilewati bentuk makanan dapat disesuaikan dengan kemampuan menelan. Kebutuhan zat gizi makro pada eseorang dengan stroke tetap mencakup seluruh komponen, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak dengan tujuan mengoptimalkan pemenuhan energi. PERSAGI dan AsDI merekomendasikan konsumsi lemak bagi pasien stroke sebesar 20% hingga 35% dari kebutuhan sehari. Sahabat Sehat, konsumsi lemak tetap diperlukan, namun perlu diketahui jenis lemak yang aman dikonsumsi pasca stroke.

Jangan Salah Pilih, Ini Lemak yang Aman Dikonsumsi!

Lemak yang dianjurkan pasca stroke adalah lemak tidak jenuh, terutama omega-3. Omega-3 merupakan bagian dari lemak tidak jenuh ganda (PUFA) di  antaranya bersumber dari ikan, biji-bijian (seperti biji rami/flaxseed dan chia seeds), kacang-kacangan (seperti kacang kenari), minyak dari tumbuhan (seperti minyak kedelai dan minyak kanola), dan telur. Seluruh ikan kaya akan omega-3, terutama pada ikan berlemak seperti salmon dan makarel. Namun, banyak pilihan ikan lokal sebagai alternatif sumber omega-3 di Indonesia, seperti ikan teri, ikan kembung, dan ikan tongkol.

Pengolahan makanan sumber omega-3 juga perlu diperhatikan karena cara memasak juga akan mempengaruhi omega-3 yang terkandung. Sumber makanan omega-3 disarankan diolah menjadi pepes, sup, dan panggang.

Foto: Freepik

Bagaimana Perannya dalam Pemulihan Pasca Stroke?

Omega-3 memiliki peran penting dalam mendukung pemulihan pasca stroke berkat berbagai manfaatnya bagi kesehatan otak dan pembuluh darah. Senyawa ini dikenal mampu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL), sekaligus memberikan efek antioksidan dan anti-inflamasi yang membantu mengurangi peradangan pada jaringan tubuh. Dalam konteks pemulihan stroke, sifat-sifat ini sangat bermanfaat untuk melindungi sel-sel otak dari kerusakan lebih lanjut.

Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa omega-3 berkontribusi pada regenerasi sel-sel otak yang rusak serta memperbaiki aliran darah ke otak, dua faktor penting dalam proses pemulihan. Dengan mendukung kesehatan pembuluh darah dan jaringan otak, omega-3 juga berpotensi menurunkan risiko terjadinya stroke berulang, sehingga menjadi bagian penting dalam strategi untuk pemulihan.

Sahabat Sehat sekarang sudah tahu bukan, bahwa lemak baik seperti omega-3 aman dikonsumsi dan memiliki peran penting dalam pemulihan pasca stroke? Yuk, hidup lebih sehat dengan mengubah pandangan tentang lemak dan pilih sumber lemak baik!

Ditulis Oleh:

Yedida Ayuningtyas, S.Gz
S1 Ilmu Gizil, Universitas Indonesia
Mahasiswa Profesi Dietisien, IPB University

 

Referensi

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Survei Kesehatan Indonesia dalam Angka 2023. Jakarta: Kementerian Kesehatan BKPK.

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. (2023). Laporan Kinerja Semester 1 Direktorat P2P. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2024). Risk factors for stroke.
Retrieved from https://www.cdc.gov/stroke/risk-factors/index.html

PERSAGI & Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI). (2019). Penuntun Diet dan Terapi Gizi.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

National Institutes of Health. (2022). Omega-3 fatty acids. Retrieved from
https://ods.od.nih.gov/factsheets/Omega3FattyAcids-Consumer/

Ponnampalam, E. N., Sinclair, A. J., & Holman, B. W. B. (2021). The sources, synthesis
and biological actions of omega-3 and omega-6 fatty acids in red meat: An overview.
Foods, 10(6), 1358. https://doi.org/10.3390/foods10061358

Nurjanah, N., Nurilmala, M., Hidayat, T., & Azri, R. Y. I. (2016). Fatty acid composition
and cholesterol in Indian mackerel (Rastrelliger kanagurta) due to the frying process.
International Journal of Materials Chemistry and Physics, 2(2), 54–61.

Bu, J., Dou, Y., Tian, X., Wang, Z., & Chen, G. (2016). The role of omega-3
polyunsaturated fatty acids in stroke. Oxidative Medicine and Cellular Longevity, 2016,
6906712.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.