Apakah Sinar Matahari bisa Meningkatkan Asupan Vitamin D?

Teman Sehat, tahukah kamu? Akhir-akshir ini semua orang berlomba untuk mendapatkan sinar matahari terbaik, supaya asupan Vitamin D terpenuhi? Tapi, apakah hal ini benar? Yuk, simak penjelasannya di sini!

Mengapa sinar matahari?

Sinar matahari yang kamu dapatkan, bisa membantu proses pembentukan vitamin D, loh! Hal ini dikarenakan, pada sinar matahari, juga terdapat paparan sinar ultraviolet (UV), yang bisa membantu proses pembentukan vitamin D yaitu UV B. Paparan sinar ini, akan diserap oleh kulit.

Kemudian sinar yang diserap akan mengubah zat pembantu pembentukan vitamin D (7-dehidrokolesterol) yang ada di kulit, menjadi zat awalan pembentukan vitamin D (previtamin D3). Nah, zat awalan inilah yang secara spontan akan dirubah menjadi vitamin D3.

Kemudian akan terus dirubah oleh tubuh (metabolisme) menjadi vitamin D yang lebih aktif dalam bentuk hormon. Hormon inilah yang nantinya akan membantu kerja vitamin D untuk mengontrol kerja sel untuk membantu memenuhi kebutuhan kalsium dan sistem kekebalan tubuh.

Apakah hanya melalui sinar matahari?

Teman Sehat, sudah tahukan kalau proses pembentukan vitamin D dari sinar matahari memerlukan proses? Ternyata pembentukannya ngga semudah yang kamu bayangkan, ngga langsung diubah menjadi vitamin D.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB), pada perempuan usia subur yang melakukan penjemuran selama 30 menit, mendapatkan peningkatan asupan vitamin D sebanyak 15,7 ng/dl menjadi 18,2 ng/dl.

Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Setiati, dengan cara yang sama pada asupan vitamin D lansia perempuan, juga mengalami peningkatan asupan vitamin ini. Tapi, jumlah ini masih belum cukup karena kebutuhan asupan vitamin ini per harinya menurut PMK No. 75 yaitu sebesar 15 mcg per harinya.

Selain mendapat asupan dari sinar matahari, kamu juga bisa mencukupi kebutuhannya dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin ini, seperti ikan cod, salmon, tuna, sarden, hati, kuning telur, bahkan jamur. Jika masih kurang, kamu bisa mengonumsi minyak ikan yang dikapsulkan.

Waktu yang tepat

Banyak perbedaan pendapat mengenai waktu terbaik untuk mendapatkan paparan sinar UV yang optimal. Walaupun berdasarkan Global Solar UV Index, waktu terbaik paparan sinar UV mulai dari jam 10.00-14.00. Tetapi ternyata berdasarkan letak geografisnya, setiap negara punya waktu yang berbeda, seperti di India, maupun di Saudi Arabia dengan musim yang berbeda.

Sedangkan di Indonesia sendiri, berdasarkan saran dari Kemenkes, dalam publikasi di lamannya, kegiatan ini baik dilakukan pada pagi hari mulai pukul 09.00 dan di sore hari mulai pukul 16.00, selama paling tidak 10-15. Jika kamu memiliki warna kulit yang lebih gelap, maka disarankan untuk berjemur selama 30 menit. Hal ini dikarenakan, adanya kandungan zat melamin lebih banyak pada tubuh, yang berfungsi sebagai penangkal sinar radiasi, sehingga butuh waktu yang lama untuk mendapatkan sinarnya.

Selain itu, sebaiknya saat melakukan kegiatan berjemur, tidak disarankan menggunakan sunscreen dengan SPF (Sun Protection Factor), agar penyerapan sinar lebih optimal. Oh iya, jika ingin mendapatkan sinar yang lebih optimal, kamu bisa melakukannya di rumah dengan cahaya matahari langsung dan membuka sebagian tubuh mu, seperti lengan maupun kaki.

Nah, itulah beberapa informasi yang perlu kamu tahu. Kamu bisa melakukan kegiatan ini sambil berolahraga agar ngga membosankan dan ngga apa-apa jika yang terpapar hanya wajah dan bagian tangan saja. Lalu, jangan terlalu lama terpapar sinar ini, karena ngga baik untuk tubuh.  Selamat mencoba, Teman Sehat!

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.