Belakangan ini, strawberry generation menjadi perbincangan menarik dan menghebohkan. Analogi ini diperuntukkan bagi generasi sekarang yang lahir setelah tahun 1982, di mana generasi ini dibesarkan di lingkungan lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya.
Meskipun demikian, banyak yang mengasumsikan bahwa generasi ini cenderung rapuh dan mudah memar, atau mudah menyerah dan sakit hati. Stroberi yang lezat dan menarik, namun rapuh, cocok untuk menggambarkan ketangguhan generasi tersebut yang tumbuh di era modern, serba ada, dan lebih sering memperoleh yang diinginkan. Dalam kondisi tersebut, sebenarnya ada empat pola asuh yang perlu dihindari agar generasi stroberi jadi tangguh.
Hindari membeli semua yang diinginkan
Pola asuh yang sehat sangat dibutuhkan untuk menentukan pola pikir dan sikap anak kedepannya. Sekarang ini, orang tua cenderung lebih memanjakan anak dan memilih menyerah pada tuntutan anak, contohnya dengan membelikan apa saja yang anak inginkan.
Hal ini cukup berlawanan dengan cara orang tua mendidik jaman dulu yang dirasa lebih tegas dan ketat. Kemudahan yang diterima anak saat ini membuatnya banyak mendapatkan keinginannya dan tumbuh menjadi individu yang sulit bersyukur. Jika terbiasa seperti ini, maka saat dewasa akan mengalami kesulitan saat menghadapi penolakan atau kondisi yang ngga sesuai keinginan.
Hindari mengganti waktu dengan uang
Dunia yang serba sibuk dengan persaingan ketat menuntut kerja keras lebih banyak, sehingga orang tua berpikir bahwa karir ngga kalah pentingnya dengan keluarga. Mereka bekerja juga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, termasuk anak. Meskipun demikian, seringkali sulit untuk mengimbangi antara waktu bekerja dan bersama keluarga. Oleh karena itu, ngga sedikit yang akhirnya memutuskan untuk menebus waktu kebersamaan tersebut dengan uang.
Sebenarnya, ngga ada yang salah dengan hal ini. Namun jika terlalu sering dilakukan, kebiasaan ini bisa membentuk pola pikir bahwa materi lebih penting dan timbul gagasan bahwa uang bisa menjadi faktor penebus apapun kesalahannya. Kasih sayang orang tua juga bisa saja ngga tersalurkan sepenuhnya.
Hindari membantu melebihi yang dibutuhkan
Melatih anak menjadi mandiri sangat penting supaya anak memiliki daya juang yang tinggi, terlebih saat berada pada kondisi yang tidak mudah. Orang tua bisa memberikan bantuan saat anak kesulitan, namun jangan berlebihan. Berikan kesempatan untuk anak berpikir dan berusaha mengatasi kesulitannya dan cukup memberikan arahan saja. Jika tidak, maka akan sulit untuk memecahkan masalahnya sendiri.
Hindari menetapkan harapan yang ngga realistis
Memberikan harapan yang tidak realistis pada anak ternyata bukanlah hal yang dibenarkan. Hal ini akan membuat anak kesulitan menghadapi kenyataan yang ngga seindah harapannya. Generasi stroberi yang dilatih demikian, akan berambisi supaya semua keinginan diri dan orang tuanya terpenuhi. Ketika harapannya ngga sesuai realita, mereka cenderung berulah sebagai bentuk protes pada keadaan. Oleh karena itu, hindarilah memberikan harapan ngga realistis dan mengubahnya dengan memberikan arahan agar tetap bertahan dalam kondisi apapun.
Sahabat Sehat, menerapkan pola asuh yang sehat bukanlah tugas yang mudah. Beberapa hal di atas bisa menjadi acuan, terlebih untuk mendidik generasi stroberi menjadi tangguh. Dalam salah satu hasil studi di Jurnal Pendidikan, melatih anak mandiri untuk mengambil keputusan untuk mengatasi persoalannya dan meng-upgrade diri sangat diperlukan untuk membentuk generasi stroberi jadi tangguh. Berikan kasih sayang yang diperlukannya.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
