Teman Sehat, pernahkah kamu mendengar istilah Binge Eating Disorder (BED)? BED merupakan jenis kelainan makan yang berkebalikan dengan anoreksia. Gangguan ini ngga hanya dipandang sebagai masalah fisik saja, tetapi juga menyangkut kesehatan mental, loh! Yuk, simak penjelasannya di sini!
Apa itu Binge Eating Disorder (BED)?
BED dikategorikan sebagai gangguan makan yang serius bahkan penderitanya berisiko mengalami kematian. BED seringkali terjadi selama waktu pesta makanan. Gejalanya seperti frekuensi makan yang berulang dan terus menerus dalam jumlah besar. Penderita juga merasa ngga bisa mengontrol untuk menghentikan kebiasaan tersebut serta akan terus makan hingga tubuh ngga nyaman.
Gejala BED
Sebagian besar orang dengan BED mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Meskipun beberapa diantaranya juga ada yang memiliki IMT (Indeks Massa Tubuh) normal. Beberapa tanda dan gejala BED yang perlu kamu tahu diantaranya:
- Makan makanan dalam jumlah yang luar biasa banyak dalam waktu tertentu, misalnya selama dua jam.
- Memiliki kebiasaan makan yang ngga terkendali
- Tetap makan meski merasa kenyang
- Makan dengan cepat selama pesta berlangsung
- Sering makan sendiri atau sembunyi-sembunyi
- Merasa takut berada di dekat orang lain
- Menjauhi teman dan meninggalkan aktivitas biasanya
- Menimbun makanan di tempat lain
- Penderita merasa tertekan, jijik, malu, bersalah atau kesal tentang kondisi makannya
- Sering mengatur pola makan tetapi ngga berhasil untuk menurunkan berat badan
- Berat badan fluktuatif
- Ngga percaya diri
Tingkat keparahan BED ditentukan dengan frekuensi makan berlebihan yang terjadi selama seminggu.
Faktanya, BED berbeda dengan anoreksia ya Teman Sehat. Penderita anoreksia akan berusaha mengeluarkan makanan yang telah dikonsumsi dengan berbagai cara, sedangkan penderita BED justru sebaliknya.
Penyebab munculnya BED
Berikut ini beberapa penyebab munculnya BED:
- Genetik. Penderita BED kemungkinan juga mengalami peningkatan kepekaan terhadap dopamin dan hormon lainnya yang bertanggung jawab terhadap rasa senang
- Jenis kelamin. Sebagian besar penderitanya yaitu perempuan.
- Perubahan di otak. Terdapat indikasi bahwa penderita BED mungkin mengalami perubahan struktur otak yang mengakibatkan peningkatan respon terhadap makanan dan berkurangnya pengendalian diri terhadap makanan
- Body size. Hampir 50% penderita BED mengalami obesitas, serta 25–50% pasien yang menjalani operasi penurunan berat badan memenuhi kriteria BED
- Body image. Penderita BED sering merasa ngga percaya diri dengan kondisinya. Penderita menjalani berbagai macam diet dan pengaturan pola makan, tetapi masih ngga bisa mengendalikan pola makannya pada kondisi tertentu
- Trauma emosional. Penderita BED mungkin saja pernah memiliki pengalaman yang penuh tekanan, seperti pelecehan, kematian, perpisahan dari anggota keluarga, atau kecelakaan mobil.
- Gangguan psikologi lainnya. Hampir 80% penderita BED memiliki setidaknya satu gangguan psikologis lain, seperti fobia, depresi, gangguan stres pasca trauma, gangguan bipolar, kecemasan, atau penyalahgunaan obat.
Meskipun kelainan ini tergolong berisiko tinggi, Binge Eating Disorder masih tetap bisa disembuhkan ya, Teman Sehat! Jika kamu merasakan gejala-gejala di atas, segera hubungi dokter atau psikiatri untuk menangani permasalahan ini.
Bagi kamu yang melihat tanda dan gejala tersebut pada teman atau keluarga, bantulah mereka dengan ngga menjauh dan memberikan rasa aman sehingga penderita ngga menarik diri dari lingkungan. Tetap jaga orang di sekitar agar tetap sehat ya! Salam Sehat! Share informasi ini ke teman-teman kamu!
Editor & Proofreader: Mega Kurniawati, SGz