Fitoestrogen dan Menopause: Apa Kaitannya?

Tau kah Sahabat Sehat, tingkat estrogen dalam tubuh bisa turun hingga 95% ketika perempuan menopause? Kondisi ini tentu memberikan perubahan yang signifikan bagi yang mengalaminya. Bahkan bisa berdapak pada timbulnya beberapa gejala yang menunjukkan penurunan fungsi beberapa organ tubuh.

fitestrogen dan menopause
Foto: Pixabay.com

Mengenal fitoestrogen

Perempuan yang telah memasuki masa menopause akan mengalami berbagai macam gejala. Gejala menopause dapat diperlambat dengan terapi sulih hormon, tapi selama ini pemakaiannya masih menjadi kontroversi akibat efek samping yang diberikan. Nah, fitoestrogen diduga dapat menjadi alternatif dari terapi sulih hormon.

Fitoestrogen merupakan kelompok tanaman, baik biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan yang memiliki sifat khasiat atau kerja menyerupai hormon estrogen. Secara umum terdapat tiga jenis utama fitoestrogen yaitu, isoflavon, lignin, dan coumestan. Sementara itu, makanan yang paling kaya kandungan fitoestrogen, yaitu makanan olahan berbahan dasar kedelai, seperti tahu, tempe, kecap, dan sari kedelai.

Fitoestrogen dan Menopause

Dalam beberapa penelitian dikatakan bahwa sari kedelai dapat menggantikan sedikitnya jumlah hormon estrogen yang diproduksi ketika masa menopause. Hal ini dikarenakan kedelai memiliki kandungan fitoestrogen isoflavon yang mampu mengikat resptor ekstrogen.

olahan kedelai mengandung fitoestrogen
Foto: Pixabay.com

Fitoestrogen yang terdapat pada kedelai tersebut dapat mengurangi gejala menopause. Akan tetapi, tetap saja yang paling berpengaruh terhadap gejala menopause tersebut adalah hormon yang ada pada perempuan itu sendiri, yaitu hormon estrogen.

Selain itu, fitoestrogen juga dapat mengurangi terjadinya hot flashes pada perempuan menopause. Hot flashes sensasi panas yang dirasakan tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya. Meskipun ngga semua merasakannya, hot flashes ini bisa berlangsung lama pada beberapa orang. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa kemerahan pada kulit, jantung berdenyut lebih kencang, dan kelelahan.

Salah satu penelitian dalam Jurnal Endurance juga telah membuktikan bahwa terjadi penurunan gejala hot flashes pada ibu menopause yang telah diberikan intervensi berupa pemberian olahan tempe kukus. Nah, seperti yang Sahabat Sehat ketahui, tempe merupakan olahan kedelai yang mengandung fitoestrogen.

Dari sini bisa dilihat bahwa terapi sulih hormon bukanlah satu-satunya cara untuk mengurangi gejala menopause, seperti hot flashes. Sahabat Sehat bisa melakukan upaya non farmakologis dengan mengonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen dan banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan lupa bagikan informasi ini ke teman dan keluarga kamu ya!

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Ariyanti H, Apriliana E. 2016. Pengaruh Fitoestrogen terhadap Gejala Menopause. Majority 5(5):1-5.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/914/728

Ekasari WU, Yastirin PA. 2020. Pemenuhan Kebutuhan Zat Fitoestrogen pada Wanita Usia Menopause. Jurnal Kebidanan 6(3):349-356.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/view/2677/pdf

Hasnita  E, Sulung N, Novradayanti N. 2019. Pengaruh Pemberian Olahan Tempe Kukus terhadap Gejala Hot Flashes pada Ibu Menopause. Jurnal Endurance4(3):496-505.
https://ejournal.lldikti10.id/index.php/endurance/article/view/4581/1483

Lubis RE, Asfur R. 2020. Pengaruh Pemberian Susu Kedelai (Glycine Max L. Merr.) terhadap Gejala Menopause Pada Ibu – Ibu Pengajian Aisyiyah. Jurnal Ilmiah Kohesi 4(4):102-107.
http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/1387

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.