Antisipasi dan Penanganan Stress Korban Pasca Tsunami

Hai Sahabat Sehat! Indonesia pernah mengalami tsunami yang sangat dahsyat pada tahun 2004 di Aceh, kejadian ini bahkan disebut sebagai gempa terbesar kelima dalam sejarah. Tapi, tahukah kamu kalau tanggal 5 November diperingati sebagai World Tsunami Awareness Day atau peringatan Hari Kesadaran Tsunami? Peringatan ini digagas oleh Jepang. Tujuannya adalah supaya masyarakat lebih sadar terkait bencana tsunami, sehingga risiko korban jiwa dapat diminimalisir.

upaya antisipasi dan penanganan stress korban tsunami
Foto: Pexels.com

Upaya Antisipasi Tsunami

Indonesia termasuk negara yang rawan terjadi gempa. Apabila gempa terjadi dengan kekuatan yang besar, bisa berpotensi terjadi bencana tsunami. Bagi masyarakat yang bermikum di daerah yang termasuk rawan gempa, harus siap dengan keadaan alam seperti ini. Pengetahuan bahwa seseorang tinggal di daerah rawan gempa dan tsunami, penting untuk dimiliki.

Kesiapan mental menjadi salah satu hal yang berperan besar dalam tindakan antisipasi dan penanganan bencara, termasuk tsunami. Masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah rawan gempa dan tsunami, setidaknya sudah mampu memahami bahwa kejadian alam seperti tsunami sangat mungkin terjadi. Memiliki kesiapan psikologis yang matang akan sangat membantu seseorang dalam mengambil tindakan yang tepat.

Selanjutnya, masyarakat juga perlu mendapat arahan mengenai tanda peringatan dan proses evakuasi ketika ada potensi tsunami. Miisalnya, seperti segera hindari tempat yang penuh kendaraan, tiang, benda berat dan infrastruktur bertenaga listrik, serta mencari tempat yang lebih tinggi.

tanda jalur evakuasi
Foto: Pixabay.com

Menangani Stress Pasca Tsunami

Stress dan trauma akibat bencana bukan hanya dialami korban yang secara langsung mengalami bencana, namun juga seseorang yang berada di luar lokasi kejadian, seperti kerabat dan lainnya. Sumber stress pada korban tsunami berbeda-beda. Ada yang karena putusnya komunikasi dengan keluarga bahkan kehilangan keluarganya, harta benda yang hilang dan lainnya.

Salah satu cara dalam menangani stress pasca bencana adalah dengan menerapkan nilai religius. Salah satu studi yang dimuat dalam Counseling and Values tahun 2001 menunjukkan bahwa agama dan kepercayaan spiritualitas bisa dilibatkan dalam konseling karena penting dalam mengatasi stres.

Pemahaman seseorang terhadap nilai religi membuat seseorang bisa lebih pasrah, menerima dan berserah diri dalam menghadapi peristiwa buruk yang menimpanya. Bahkan dengan berkumpul bersama orang-orang religius yang mampu berserah diri, ikhlas menerima, itu bisa menciptakan atmosfer yang positif, seperti bisa menjadikan sebuah peristiwa menjadi pembelajaran, mengambil sisi positif dari peristiwa buruk.  Apabila korban dikelilingi dengan orang yang religius, orang yang tenang, sedikit banyak bisa membantu proses self healing.

Sahabat Sehat itulah sedikit informasi mengenai upaya antisipasi dan penanganan stress pada korban pasca bencana tsunami. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya!

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Graham, S., Furr, S., Flowers, C., & Burke, M. T. (2001). Religion and spirituality in coping with stress. Counseling and Values, 46(1), 213.

Putri, Dona Eka, Risana Raehmatan. 2005. Metode – Metode Dalam Mengatasi Stres Akibat Tsunami Pada Keluarga Korban Tsunami Aceh. Proceeding. Seminar Nasional PESA T 2005

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.