Gizi Buruk Asmat, Tamparan buat Kita Semua

Teman Sehat, apakah kamu salah satu pengguna aktif Instagram? Yap, sebagai salah satu sosial media yang super popular saat ini, banyak hal yang kita saksikan di Instagram. Mulai dari trend fashion terkini, liburan ala artis-artis, produk make up selebriti, sampai kegiatan sehari-hari selebgram yang nampak hampir sempurna seperti cerita-cerita dongeng. Tapi, apakah kamu lihat berita terkait kasus gizi buruk Asmat di Instagram atau sosial media lainnya?

via kompas

Sebagai salah satu negara dengan perkembangan ekonomi yang baik, daya beli masyarakat Indonesia pun ikut membaik dibandingkan beberapa dekade baru. Namun, dibalik itu semua, kesenjangan masih terjadi. Asmat, yang sejak beberapa bulan lalu menjadi sorotan, adalah sebuah wilayah di bagian paling timur Indonesia, Provinsi Papua. Menurut World Food Programme, Papua termasuk wilayah dengan angka kurang gizi tertinggi berbarengan dengan Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan wilayah yang sulit dijangkau karena dipisahkan oleh laut dengan kondisi lahan pegunungan, akses terhadap pangan, informasi kesehatan, dan alat kesehatan di Asmat pun menjadi terbatas.

Hingga 28 Januari 2018, 71 anak dinyatakan meninggal dunia akibat gizi buruk dan campak di Asmat. Sementara ribuan anak lainnya masih mendapat penanganan dari pemerintah.

Pada artikel tanya pakar sebelumnya, telah disebutkan bahwa campak bagi anak memiliki dampak yang berbahaya. Ketika seorang anak yang tidak mendapat vaksinasi mengalami campak, maka berat badannya akan turun dan memiliki risiko kebutaan karena kekurangan vitamin A. Dengan penurunan berat badan ini, penyakit infeksi sangat mudah menyerang anak sehingga apabila tidak tertangani dengan baik, kematian sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu, cakupan imunisasi, khususnya imunisasi campak di Asmat patut dipertanyakan.

Bukan hanya dibahas di media nasional

Kejadian luar biasa ini menjadi tamparan kita semua. Kasus ini bukan hanya hangat dibahas di media lokal dan nasional, tetapi juga di media internasional. “The hollow eyes of hunger in Indonesia’s Papua” yang ditulis oleh Step Vaessen dalam media Aljazeera. Artikel ini menggambarkan betapa kematian akibat kelaparan dan wabah campak adalah ironi karena terjadi di wilayah pertambangan emas terbesar di dunia yang dioperasikan oleh perusahaan Amerika, Freeport. Ironi ini juga pernah dibahas sebelumnya dalam TIME dengan judul artikel “A Tragic, Forgotten Place. Poverty and Death in indonesia’s Land of Gold”.

Terlepas dari penanganan dari sisi gizi dan kesehatan, penanganan ini juga tidak bisa lepas dari perbaikan dari sisi lain

Dalam peringatan Hari Gizi Nasional 25 Januari 2018 lalu, dibahas pentingnya intervensi gizi spesifik dan sensitif. Intervensi gizi spesifik adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi masalah gizi secara langsung, misalnya dengan memberikan imunisasi dan Pemberian Makanan Tambah (PMT). Sedangkan intervensi gizi sensitif adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi masalah gizi secara tidak langsung, biasanya dilakukan oleh sektor nonkesehatan, misalnya dengan menyediakan air bersih, penanggulangan kemiskinan, dan perbaikan infrastruktur.

Oleh karena itu, topik terkait gizi bukan lagi cuma digunakan oleh Direktorat Gizi Kementerian Kesehatan. Topik ini juga nyatanya dibahas dalam kementerian lain yang mungkin belum pernah membahas gizi sebelumnya, misalnya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi hingga Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Sebagai salah satu negara yang berpartisipasi aktif dalam Sustainable Development Goals (SDGs), Indonesia memiliki target untuk meniadakan kelaparan pada tahun 2030.

Kasus gizi buruk Asmat jadi wake up call buat kita semua. Kamu setuju?

Related Posts

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.