Belakangan ini banyak yang memberitakan munculnya infeksi virus baru yang menyebabkan penyakit yang disebut ‘flu tomat’. Flu ini pertama kali diidentifikasi di Kollam, India pada tanggal 6 Mei 2022. Diketahui sampai 26 Juli lebih dari 82 anak di bawah 5 tahun telah dilaporkan terinfeksi oleh rumah sakit pemerintah setempat. Hingga saat ini belum ada laporan kasus kematian dari flu tomat. Meskipun ngga mengancam jiwa, penyakit ini mudah menular melalui kontak dekat bisa menyebabkan gejala yang membuat anak merasa ngga nyaman.
Flu tomat itu apa, sih?
Sahabat Sehat, flu tomat adalah jenis demam yang dapat berkembang akibat penyakit chikungunya atau demam berdarah yang dialami pasien sebelumnya. Virus yang terdeteksi oleh para ilmuwan pada pengujian sampel dari anak dengan flu tomat, yaitu enterovirus bernama coxsackie A16. Virus ini hampir mirip dengan varian baru dari virus penyebab penyakit tangan, kaki, dan mulut atau PTKM. Meskipun begitu, flu tomat ngga berhubungan sama sekali dengan penyakit mulut dan kuku pada ternak.
Gejalanya apa aja?
Beberapa gejala yang ditemukan pada anak pengidap flu tomat, antara lain demam tinggi, nyeri pada beberapa bagian sendi, ruam kemerahan pada kulit, mual dan muntah, dehidrasi, diare, kelelahan, bersin-bersin, hidung berair, batuk, dan kram perut. Seiring perjalanan penyakit, ruam yang dialami anak bisa menyebabkan iritasi. Di samping itu, sesuai namanya, flu tomat akan memicu munculnya benjolan pada kulit yang bisa pecah dengan dasar berwarna merah seperti tomat. Kondisi ini bisa mendatangkan luka lepuh pada kulit, menyerupai cacar.
Penanganan dan pencegahan flu tomat
Upaya penaganan bisa dilakukan dengan memberikan obat. Selain itu, juga perlu dilakukan perawatan yang tepat untuk mengurangi gejala yang dialami anak. Selain memperbanyak waktu istirahat, penuhi juga kebutuhan cairan anak ketika sedang terserang flu ini utnuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Memperhatikan makanan yang dikonsumsi saat sakit juga sangat diperlukan, penting untuk memberikan anak makanan yang bergizi, seperti buah dan sayuran. Selain itu, kebersihan peralatan, pakaian, hingga lingkungan juga perlu dijaga. Nah, yang ngga kalah penting, selalu awasi anak supaya ngga menggaruk lepuh atau ruam.
Biasanya penyakit ini akan mmebaik dengan sendirinya dalam waktu 1 minggu atau lebih. Anak dengan flu tomat disarankan melakukan isolasi mandiri di rumah selama 5 hingga 7 hari setelah gejala terlihat. Ini dilakukan guna mencegah penyebaran penyakit pada anak lainnya.
Sahabat Sehat, walaupun flu tomat sering ditemukan pada anak-anak, bukan berarti penyakit ini ngga bisa menyerang orang dewasa. Oleh karena itu, tetap waspada dan jaga kesehatan, ya!
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP