Kenapa Perempuan Lebih Banyak Alami Anemia?

Halo, Teman Sehat! Pernahkah kamu melakukan pemeriksaan hemoglobin (Hb) ke klinik atau rumah sakit? Bagaimana hasilnya? Apakah kadar Hb kamu normal atau rendah? Kalau hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa nilai Hb rendah, maka bisa dikatakan kamu mengalami anemia.

Kadar Hb dikatakan normal apabila nilainya 12-14 g/dL (perempuan) dan 14-16 g/dL (laki-laki)

Kenali anemia dan penyebabnya

Anemia merupakan suatu kondisi dimana tubuh mengalami penurunan jumlah hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), dan jumlah sel darah merah. Penyebabnya bisa dari faktor gizi maupun non-gizi. Jika dilihat dari faktor gizi, penyebabnya adalah kurangnya asupan protein, vitamin, dan mineral, sedangkan penyebab anemia non-gizi adalah adanya penyakit infeksi yang mengakibatkan tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah secara cukup atau adanya hambatan dalam penyerapan zat besi oleh kerusakan organ tertentu.

Protein berperan penting dalam pembentukan hemoglobin (Hb), yaitu molekul yang mengandung zat besi dan memberikan warna merah pada darah. Bayangkan jika asupan protein kamu kurang, maka pembentukan sel darah merah tidak akan berjalan optimal, sehingga berisiko tinggi alami anemia. Selain itu, terdapat vitamin dan mineral yang berperan penting untuk suplai sel darah merah, yaitu vitamin C dan zat besi. Tahukah kamu? Vitamin C bisa meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh, sedangkan zat besi sendiri adalah bagian dari penyusun hemoglobin.

Penyebab perempuan banyak mengalami anemia

Perempuan lebih banyak mengalami anemia disebabkan oleh rendahnya asupan pangan sumber zat besi, sedangkan kebutuhan zat besi mereka lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini berkaitan dengan perempuan mengalami menstruasi yang menyebabkan pengeluaran zat besi melalui darah menstruasi. Selain itu, apabila perempuan sedang hamil, maka kebutuhan zat besinya pun akan meningkat. Kondisi inilah yang menyebabkan perempuan lebih banyak mengalami anemia dibandingkan laki-laki jika peningkatan kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dengan optimal.

Kurangnya asupan makanan yang tinggi akan zat besi menjadi pendukung utama meningkatkannya kejadian anemia pada perempuan, terutama pada ibu hamil. Bahkan, menurut Nastiti (2015), anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi ini masih menjadi masalah anemia yang paling sulit ditangani.

Apa dampaknya jika ini dibiarkan begitu saja?

Banyak perempuan yang masih saja mengabaikan kondisi ini. Padahal anemia jika tidak ditangani dengan segara, akan mengakibatkan penyakit yang fatal hingga kematian. Anemia bisa menimbulkan gejala seperti lemah, letih, lesu, dan gampang capek. Kondisi ini tentunya dapat menurunkan produktivitas. Lebih parahnya lagi, anemia akibat kekurangan zat besi dapat menurunkan daya tahan tubuh, sehingga mudah terserang penyakit infeksi.

Melihat bahayanya anemia pada tubuh, sudah seharusnya Teman Sehat selalu menjaga asupan makanan dan memenuhi kebutuhan zat besi setiap hari. Memang, zat besi ngga akan secara langsung meningkatkan kadar Hb kita, namun dengan memenuhi asupan zat besi setiap hari akan mencukupi cadangan zat besi di hati. Kalau misalnya tubuh mulai mengalami kekurangan zat besi, otomatis akan mengambil dari cadangan zat besi yang ada di hati. Bayangkan jika cadangan zat besi habis, dari mana tubuh akan mendapatkan zat besi untuk menutupi kekurangannya? Stay healthy ya, Teman Sehat!

Editor & proofreader: Fhadilla Amelia, S.Gz

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.