Bagaimana pandangan Sahabat Sehat terhadap seseorang yang menderita HIV/AIDS? Sampai saat ini masih banyak yang memiliki pandangan negatif terhadap penyakit ini. Sebelum memandang beranggapan buruk dan menjauhi penderita, mari mengenal lebih dalam tentang penyakit HIV/AIDS dan ketahui kondisi psikologis penderitanya.

Apa itu HIV/AIDS?
Human Immunodeficiency Virus pertama kali ditemukan oleh Montagnier (Institute Pasteur, Paris 1983), seorang ilmuwan asal Perancis, yang mengisolasi virus ini dari seorang pasien dengan gejala limfadenopati. Pada saat itu virus ini masih dinamakan Lymphadenopathy Associated Virus (LAV). HIV adalah virus yang dapat menyerang limfosit (sel darah putih) di dalam tubuh dan dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah penyakit yang timbul karena menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV dan tubuh tidak bisa melawan jika mengalami infeksi. Radang paru, saluran pencernaan, otak, kanker, TBC dan kandidiasis (infeksi yang sebabakan oleh jamur candida albican) merupakah akibat dari penurunan kekebalan pada tubuh.
Cara penularan HIV/AIDS
Virus HIV ini menular 75% melalui cara seksual dan masuk ke dalam tubuh melalui perantara darah, semen dan sekret vagina, serta air susu ibu. Penularan virus HIV juga bisa terjadi saat menyuntikkan narkoba dengan suntikan yang dipakai secara bersama-sama, melakukan hubungan intim dengan pengguna narkoba suntik, mentato atau melakukan tindik dengan jarum yang tidak steril, melakukan hubungan intim tanpa pengaman dan bergonta-ganti pasangan.
Kondisi psikologis yang dialami
Emosi yang timbul saat seseorang yang didiagnosa menderita penyakit AIDS kemungkinan akan muncul tiga bentuk respon diantaranya kecemasan, depresi dan penolakan. Bentuk respon tersebut tergantung pada faktor yang sangat beragai pada masing-masing keadaan dan kemampuan pemahaman penderita.

Ada enam reaksi psikologis seacara umum yang dialami oleh penderita kecemasan, depresi, perasaan kehilangan kontrol, gangguan kognitif (impairment), gangguan seksual, dan penolakan terhadap kenyataan (denial). Pada beberapa pasien bahkan terdorong untuk melakukan bunuh diri.
Timbulnya stigma dan diskriminatif secara tidak langsung dapat menurunkan rasa percaya diri untuk berinteraksi di lingkungan sosial. Menjadi hal besar jika penderita ngga mau menerima dirinya sendiri, padahal mereka masih bisa hidup sepuluh tahun kedepan.
Sahabat Sehat seseorang yang menderita HIV dan AIDS ngga perlu dijauhi apalagi dikucilkan, karena penyakit ini ngga menular jika hanya dengan berdekatan atau saling mengobrol. Berikanlah mereka dukungan untuk tetap bisa menjalani hidup. Jangan lupa share juga informasi ini keteman-temanmu.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP