Teman Sehat, pernah lihat bagaimana anak sekolah di Jepang sangat antusias saat jam makan siang? Berbaris rapi, mencuci tangan, dan membawa serta perlengkapan mereka masing-masing untuk bersiap makan bersama. Makanan yang terjamin mutu dan kebersihan tentunya bisa memberikan asupan gizi yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Nah, kira-kira seberapa penting sih peran makan siang bagi anak sekolah? Yuk, cari tau lebih lanjut!
Menjaga dari yang kurang baik itu penting
Jajanan di sekitar sekolah memang beragam, tapi sayangnya ngga sedikit yang masih mengandung bahan pengawet, pewarna, dan perasa tambahan. Belum lagi mutu dari bahan yang digunakan masih belum terjamin.
Anak-anak tentunya akan mudah tergiur makanan dengan warna dan tampilan yang menarik, bukan? Jika setiap hari mengonsumsi makanan seperti itu, lama kelamaan bisa berdampak buruk bagi kesehatannya. Bagi beberapa gejalanya mungkin bisa terlihat langsung seperti, muntah dan diare.
Namun, bagi beberapa anak lainnya dampak yang ditimbulkan mungkin ngga akan terlihat saat itu juga. Jika dikonsumsi terus menerus kandungan ngga sehat dalam jajanan tersebut akan terakumulasi dalam tubuh dan menyebabkan penyakit yang serius dikemudian hari.
Merupakan kelompok usia rentan
Anak usia sekolah membutuhkan kecukupan energi dan zat gizi untuk menyempurnakan tumbuh kembangnya. Asupan zat gizi yang ngga sesuai entah itu kurang atau lebih, sebisa mungkin perlu dihindari, karena anak usia sekolah salah satu kelompok umur yang rentan terhadap permasalahan gizi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, prevalensi nasional Anak Usia Sekolah (5-12 tahun) kurus sebesar 11.2% sedangkan yang gemuk sebesar 18.8%.
Gizi kurang pada anak sekolah bisa menyebabkan rendahnya daya tangkap, penurunan konsentrasi belajar, pertumbuhan fisik kurang optimal, dan jadi ngga aktif bergerak. Sedangkan gizi lebih di usia sekolah memiliki kecenderungan berlanjut hingga dewasa kelak. Nah, kamu pasti tau kan jika obesitas berhubungan dengan penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, hipertensi, kardiovaskuler, hingga berbagai kanker. So, jangan sampai masa kecil anak menjadi cikal bakal masalah penyakit di masa depan.
Buat bekal makanan yang tepat
Dengan membawa bekal dari rumah, kandungan gizi, higenitas, dan kebersihan dari alat dan bahan yang digunakan bisa lebih terjamin. Tapi, ternyata makan siang anak yang biasanya dibawa dari rumah belum memenuhi 1/3 kebutuhan gizi sehari.
Hasil penelitian mengenai kontribusi bekal makanan terhadap status gizi pada anak sekolah dasar, menyebutkan bahwa bekal makan yang biasa diberikan masih belum mengandung kalsium, zat besi, serat, protein, dan vitamin C dalam jumlah yang cukup. Nah, perlu diketahui konsumsi makanan juga bisa mempengaruhi perkembangan otak, apabila makanan ngga mencukupi kebutuhan gizi yang dianjurkan dalam waktu yang lama, maka bisa menyebabkan perubahan metabolisme otak.
Biasanya, orang tua hanya membekali nasi dengan telur dadar atau ceplok, mie instan, nugget, atau sosis dengan alasan kepraktisan. Bekal makanan dengan gizi seimbang ngga seribet itu kok, untuk dibuat. Nasi, tempe atau tahu goreng, sayur bayam dan telur atau sandwich berisi telur, tomat, timun, dan selada juga mudah kan untuk disiapkan?Ngga apa-apa kan sedikit berusaha demi kebaikan sang buah hati?
Teman Sehat, ngga hanya makan siang loh, yang penting bagi tumbuh kembang anak. Sarapan, makan malam, bahkan camilan anak juga perlu dipastikan telah mencukupi kebutuhan hariannya. Ayo sehatkan generasi penerus bangsa untuk Indonesia yang lebih hebat! Keep Healthy Family!
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti STP
