Punya Gangguan Lambung? Hindari Golongan Obat Ini!

Halo Sahabat Sehat, gangguan lambung merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi dan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Artikel ini akan membahas tentang jenis gangguan lambung dan obat apa saja yang perlu dihindari pada penderita gangguan lambung.

Mengenal jenis gangguan lambung

gangguan lambung
Foto: Freepik.com

GERD

Gastroesophageal Reflux Disease, atau yang biasa disingkat GERD, merupakan kondisi ketika asam lambung naik ke kerongkongan (esofagus), menyebabkan sensasi terbakar yang ngga nyaman di dada (heartburn).

Gastritis

Gastritis adalah peradangan pada dinding lambung yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori, konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), alkohol, atau stres. Gejalanya meliputi nyeri atau ketidaknyamanan pada perut bagian atas, mual, muntah, dan nafsu makan yang menurun.

Ulkus Lambung

Ulkus lambung (Peptic Ulcer) merupkan luka atau luka terbuka pada lapisan dalam lambung atau bagian awal usus kecil (duodenum). Gejalanya meliputi nyeri perut yang tajam atau terbakar, mual, muntah, dan penurunan berat badan.

Dsipepsia Fungsional

Dispepsia fungsional merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan di perut bagian atas tanpa adanya kelainan struktural yang jelas. Gejala utamanya meliputi rasa kembung, perut terasa penuh, serta rasa ngga nyaman atau nyeri.

Golongan obat yang perlu dihindari

obat
Foto: Freepik.com

NSAID

Golongan obat yang pertama adalah antiinflamasi nonsteroid atau NSAID, contohnya ibuprofen, aspirin, dan naproxen untuk mengurangi nyeri dan peradangan. Penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi NSAID dapat merusak lapisan pelindung lambung dan usus, menyebabkan gastritis atau ulkus lambung. Mekanisme kerjanya menghambat enzim COX, yang menghasilkan prostaglandin yang penting untuk melindungi dinding lambung dari asam lambung.

Kortikosteroid Oral

Kedua, kortikosteroid oral, misalnya prednison atau deksametason yang digunakan untuk mengurangi peradangan pada berbagai kondisi medis. Namun, penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi kortikosteroid dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung serta mengurangi produksi lendir yang melindungi dinding lambung, sehingga meningkatkan risiko terjadinya ulkus lambung atau perdarahan lambung.

Bisfosfonat

Ketiga adalah bisfosfonat, yaitu jenis alendronat atau ibandronat yang digunakan untuk mengobati osteoporosis dengan cara menghambat pelepasan sel tulang mati. Efek sampingnya termasuk iritasi pada kerongkongan dan lambung, yang dapat menyebabkan nyeri pada lambung, ulkus, atau bahkan perforasi lambung dalam kasus yang jarang terjadi.

Antiplatelet dan Antikoagulan

Keempat yaitu golongan antiplatelet dan antikoagulan, yakni clopidogrel (antiplatelet) atau warfarin (antikoagulan) digunakan untuk mencegah pembekuan darah dan sering diresepkan bagi individu dengan risiko penyakit jantung atau stroke. Namun, obat-obatan ini dapat meningkatkan risiko perdarahan lambung atau ulkus lambung yang berpotensi berbahaya.

Sahabat Sehat, penggunaan obat-obatan tertentu dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan lambung, terutama jika digunakan dalam jangka panjang atau dosis tinggi. Untuk mengurangi risiko komplikasi, penting untuk konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tertentu, terutama jika kamu memiliki riwayat gangguan lambung atau gejala seperti nyeri perut, mual, atau muntah.

Referensi

Badillo, R., & Francis, D. (2014). Diagnosis and treatment of gastroesophageal reflux disease. World Journal of Gastrointestinal Pharmacology and Therapeutics, 5(3), 105–112.

Yuan, Y., & Padol, I. T. (2019). Review article: the role of inflammation in upper gastrointestinal cancer. Alimentary Pharmacology & Therapeutics, 49(7), 823-839.

Laine, L., & Jensen, D. M. (2017). Management of patients with ulcer bleeding. American Journal of Gastroenterology, 112(6), 796-802.

Stanghellini, V., & Tack, J. (2016). Gastroduodenal disorders. Gastroenterology, 150(6), 1380-1392.

Laine, L., & Jensen, D. M. (2017). Management of patients with ulcer bleeding. American Journal of Gastroenterology, 112(6), 796-802

Richter, J. M., & Campbell, D. R. (2017). Gastroesophageal reflux disease and Barrett’s esophagus. New England Journal of Medicine, 377(15), 1489-1499.

Black, D. M., et al. (2015). Randomized trial of zoledronic acid in high-risk patients with osteoporosis. New England Journal of Medicine, 357(18), 1799-1809.

Scaglione, F. (2016). New oral anticoagulants: comparative pharmacology with vitamin K antagonists. Clinical Pharmacokinetics, 55(1), 21-42.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.