Kupas Tuntas Obat Pereda Nyeri pada Ibu Hamil

Keluhan nyeri pada ibu hamil kerap menimbulkan rasa kurang nyaman sehingga terkadang membutuhkan terapi obat-obatan untuk meredakan rasa nyerinya. Obat pereda nyeri atau analgesik ini merupakan salah satu obat yang bisa dibeli secara bebas tanpa resep dokter (over the counter, OTC) di Apotek atau melalui peresepan terlebih dahulu.

Analgesik yang diberikan melalui resep dokter biasanya memiliki kekuatan yang lebih poten seperti opioid dibandingkan OTC (parasetamol, sebagian NSAID). Selain itu, analgesik juga memiliki efek samping potensial yang dapat membahayakan perkembangan janin hingga komplikasi kehamilan. Sedangkan analgesik OTC, risiko teratogeniknya lebih minimal atau bahkan ngga ada efek sama sekali terhadap janin.

obat nyeri untuk ibu hamil
Foto: Freepik.com 

Mengenal Analgesik OTC

Analgesik OTC digolongkan menjadi dua kategori berdasarkan kandungan bahan aktifnya, yaitu parasetamol dan obat golongan nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID). OTC bisa juga memiliki kemungkinan efek samping selama kehamilan meskipun pada beberapa pedoman menyatakan keamanannya.

Parasetamol (acetaminophen), berfungsi untuk meredakan nyeri, sakit kepala, menurunkan demam, dan sakit tenggorokan. Obat ini aman digunakan selama 3 trimester kehamilan, sehingga penggunaannya pun luas. Tapi, ada suatu penelitian di tahun 2016 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara penggunaan parasetamol dengan munculnya gangguan perilaku pada anak, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

NSAID

NSAID tersedia dalam bentuk obat bebas dan obat dengan resep, misalnya aspirin, ibuprofen, dan naproxen. Hampir semua obat yang termasuk dalam NSAID di kontraindikasikan pada usia pertengahan kehamilan. Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika merekomendasikan untuk menghindari penggunaan NSAID pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih karena berisiko menurunan jumlah air ketuban. Efek potensial lainnya, seperti munculnya gangguan ginjal pada janin, tapi efek ini diketahui sangat jarang terjadi.

The US Food and Drug Administration (FDA) mengemukakan penelitian terkait oligohidramnion (gangguan kehamilan yang ditandai dengan jumlah air ketuban yang sedikit) yang terlihat setelah penggunaan NSAID selama 2 hari pada usia kehamilan 20 minggu. Saat pengobatan dihentikan, maka volume air ketuban kembali normal. Hal lain yang perlu di waspadai yaitu terjadinya komplikasi pada ginjal, jantung, dan gangguan perkembangan lainnya ketika penggunaan NSAID tetap dilanjutkan.

Aspirin, obat yang ditujukan untuk mengatasi preeklampsi (PE). Studi menunjukkan keamanan dan efektivitas aspirin dosis rendah pada usia kehamilan di atas 12 minggu untuk mencegah persalinan dini akibat PE. Obat ini bekerja dengan memperlambat darah untuk membentuk suatu gumpalan (clot). Penggunaannya pada hari menjelang kelahiran dapat berpotensi meningkatkan perdarahan sehingga perlu supervisi dokter.

obat nyeri untuk ibu hamil
Foto: Freepik.com

Mengenal Peresepan Analgesik

Analgesik yang banyak diresepkan adalah golongan opioid, dimana semua obat yang termasuk dalam golongan ini merupakan narkotika. Yap, artinya bahan aktif obat ini ngga boleh digunakan tanpa resep dokter. Indikasi obat ini untuk meredakan nyeri akibat cedera, operasi, atau migrain.

Contoh obat golongan opioid ini misalnya codein, oxycodone, morfin, fentanyl baik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi dengan parasetamol.

Penggunaan opiod pada trimester awal bisa berisiko menyebabkan defek otak dan tulang belakang pada bayi baru lahir. Oleh karena itu, opioid harus digunakan secara hati-hati.

Nah, Sahabat Sehat jangan ragu untuk berkonsultasi dengan praktisi kesehatan terkait keluhan dan penggunaan obat selama kehamilan, ya. Kamu yang sedang hamil juga ngga dianjurkan untuk membeli obat sembarangan, karena hal ini dapat membahayakan kesehatan dan janin.

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Toda K. 2017. Is acetaminophen safe in pregnancy? Scand J Pain. doi:10.1016/j.sjpain.2017.09.007

Stergiakouli E et al. 2016.  Association of acetaminophen use during pregnancy with behavioral problems in childhood: evidence against confounding. doi:10.1001/jamapediatrics.2016.1775

FDA. 2020.  FDA recommends avoiding use of NSAIDs in pregnancy at 20 weeks or later because they can result in low amniotic fluid. Diakses 21 Juli 2021

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.