Selain Korupsi, Penyakit Ini Juga Habiskan Uang Negara

Teman Sehat, ditengah maraknya kasus korupsi oleh kepala-kepala daerah dan pejabat yang menguras uang negara, ada satu peristiwa lagi yang ngga boleh lupa kita soroti karena juga menambah pengeluaran negara. Walaupun memiliki BPJS adalah hak (sekaligus kewajiban) buat kita, warga Indonesia, pada kenyataannya, sakit dengan menggunakan BPJS turut memperberat beban negara.

BPJS kesehatan mengalami defisit sebanyak Rp 5,8 triliun. Hingga akhir Juni 2017, BPJS mempunyai pemasukan sebanyak Rp 35,6 triliun, sedangkan pengeluarannya senilai Rp 41,5 triliun.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris, menyatakan bahwa besarnya pengeluaran disebabkan oleh tindakan kuratif (penanggulangan dan pengobatan) untuk penyakit tidak menular. Pada tahun 2016, anggaran BPJS sebanyak Rp 7,4 triliun digunakan untuk tindakan kuratif penyakit jantung.

Sebesar apa masalah penyakit tidak menular?

Penyakit tidak menular adalah penyebab utama (70%) kematian di dunia. Bahkan di Indonesia, 71% kematian diakibatkan oleh penyakit tidak menular. Saking tingginya angka penderita penyakit tidak menular di Indonesia, World Health Organization menyebutkan bahwa terdapat kemungkinan sebanyak 23% seseorang berusia 30-70 tahun meninggal akibat penyakit tidak menular.

Berdasarkan data tahun 2014, terdapat sebanyak 1.551.000 kematian di Indonesia yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular. Berikut ini adalah 3 besar penyebab kematian di Indonesia:

  • 37% akibat penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah)
  • 13% karena kanker
  • 6% oleh diabetes

Mengapa ini bisa terjadi?

Kegemukan adalah gerbang utama dari munculnya berbagai macam penyakit, terutama penyakit tidak menular.

“Kegemukan adalah penyakit yang bisa sebabkan lebih dari 30 kondisi kesehatan yang sangat menghambat produktivitas dan menurunkan status kesehatan,” The Obesity Care Continuum.

Kegemukan juga sangat mungkin menyebabkan disabilitas dan berhubungan kuat dengan gangguan kesehatan mental. American Psychological Association menyatakan bahwa perempuan yang mengalami kegemukan berhubungan dengan peningkatan depresi sebanyak 37% dan punya kecenderungan buat melakukan bunuh diri.

Gemuk terjadi ketika pengeluaran energi lebih sedikit dibandingkan dengan pemasukan energi. Cara mudah buat mengetahuinya adalah dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT).

Menurut Kementerian Kesehatan, seseorang diatas 18 tahun tergolong gemuk kalau hasil perhitungan IMT lebih dari 25 kg/m2. Nah apabila berada diatas 27 kg/m2, maka tergolong gemuk tingkat berat.

Berapa banyak orang gemuk di Indonesia?

Angka kegemukan dunia telah meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 1980. Nah, bagaimana dengan Indonesia? Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terjadi peningkatan angka kegemukan dan kegemukan tingkat berat (obesitas) di negeri kita.

Dari semula 10% dan 11,7% pada tahun 2010, data tahun 2013 menunjukkan terjadi peningkatan menjadi 11,5% dan 14,8% orang dewasa di Indonesia mengalami kegemukan dan kegemukan tingkat berat.

Seberapa mahal konsekuensi kegemukan?

Kegemukan memberikan beban yang sangat berat buat sebuah negara. Centers for Disease Control and Prevention menyatakan bahwa di USA, biaya tahunan yang dikeluarkan untuk mengatasi masalah kesehatan terkait kegemukan pada tahun 2008 adalah 147 milyar USD.

Berdasarkan The Economist Intelligence Unit Limit 2017, kegemukan di Indonesia telah menghabiskan sekitar 14,7% dari anggaran kesehatan hanya untuk biaya konsultasi dengan dokter spesialis, belum termasuk biaya pengobatan, rawat inap di rumah sakit, dan pembedahan.

Hingga saat ini, banyak banget media yang memberitakan bahwa BPJS hampir bankrut, Teman Sehat.

Selain merugikan diri sendiri, kegemukan dan segala penyakit bawaannya juga memperberat pengeluaran negara. Mungkin kalau uang triliunan itu bukan digunakan buat mengatasi masalah akibat kegemukan, anggarannya bisa digunakan buat meningkatkan kualitas pendidikan kita? Ayo hidup sehat!

Related Posts

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.